Page 147 - THAGA 2024
P. 147
“Kak Gal jangan marah! Sebenernya Rina sudah mau buka
hal ini saat kita tadi ngobrol di bukit bintang. Kakak inget gak
waktu Rina tanya soal masa lalu, Kakak? Saat itu Rina lihat
Kak Gal kurang nyaman sama pembahasan itu. Padahal Rina
berharap Kak Gal bisa buka diri, biar Rina juga bisa buka diri.
Tapi Kak Gal bilang gak perlu bahas masa lalu. Jadi Rina putusin
buat jadi sosok yang baik di depan Kakak, meski Rina juga
ngerasa gak pantes buat, Kak Gal.” Wajahnya mulai melayung.
Aku paling tidak bisa melihat wanita seperti ini. “Berhenti
bersikap lemah!” Kutatap matanya tajam. “Aku suka, kok, sama
perjuanganmu, meski pemilihanmu tentang pekerjaan masih
bisa diperdebatkan,” lanjutku masih berusaha membesarkan
hatinya. “Karena mata orang yang mencintaimu akan melihat
dari perspektif berbeda, dia gak pernah melihat kekuranganmu,
yang ada hanya kebaikan-kebaikanmu saja. Sekarang apa
kamu bersedia tunjukkan ke aku siapa kamu? Kenapa kamu
memilih jalan ini? Apa kamu dari keluarga broken? Oiya sebelum
menjawab semua, tolong putarkan aku lagu Gak Pernah Cukup
Denny Caknan,” perintahku dengan hati lindap.
Kepalanya mengangguk. “Hey google, putar musik Gak
Pernah Cukup Denny Caknan,” ucapnya kencang.
“Oke, memutar musik Gak Pernah Cukup Denny Caknan ,”
balas google assistant.
Komposisi Gak Pernah Cukup milik Denny Caknan
mengalun memenuhi ruangan apartemen Rina. Memutar musik
merupakan salah satu cara menghack otak saat emosi agar
menjadi lebih terkendali. Mungkin ati sing tak wenei, durung
cukup kanggo pengenmu, sampek mandek e nyowoku, ra bakal
mbok tanggepi, kuat iki, sak pinter pinter e leh mu ndelekne, sak
rapi rapine lehmu ngapusi, aku tetep ngerti, mergo tuluse ati.
THAGA 139
GALGARA