Page 152 - THAGA 2024
P. 152

“Aku  merasa  dirugikan,  Kak.  Semua  janji-janjinya  palsu.
           Rina  sudah  memberikan  yang  terbaik,  mulai  hati,  harta  dan
           segala yang Rina punya, bahkan sesuatu yang sangat dijaga
           oleh  wanita.  Secara  cuma-cuma  lagi,  tapi  malah  ditinggal.
           Apa coba salah sama kurangnya Rina? Yasudahlah, sekalian
           saja Rina manfaatkan aset Rina untuk menjerat banyak lelaki.
           Sudah terlanjur, kepalang basah sekalian menghasilkan, biar
           gak gratisan,” tutupnya dengan wajahnya tampak kesal sembari
           meneguk  amer  yang  warnanya  menjadi  ungu  kala  tersorot
           pendar cahaya remang-remang.
               “Salahmu apa? Salahmu, ya,  karena kamu pacaran Rin,
           gitu, kok, pake  tanya.  Apa  coba  keuntungan  pacaran  selain
           eksploitasi terhadap lawan jenis? Gak hamil saja udah untung,
           ruginya paling udah lepas segel,” batinku. “Lalu siapa yang jadi
           backing kamu jalanin profesi ini?”
               Dia menggeleng, “Gak ada, Kak, Rina jalan sendiri, newbie
           Rina. Kemaren juga dapat tamu yang masokis, dianiaya Rina.
           Makanya  Rina  gak  mau  istirahat  sama  Kak  Gal,  selain  takut
           status Rina kebuka, juga takut ketahuan bekas aniaya di tubuh
           Rina,”  jelasnya  sambil  memutar  badan  memunggungiku,  tali
           baju dibahu kirinya dilepaskan. Terpampang bekas cambukan
           membilur  panjang  pada  kulit  punggung  mulusnya.  “Menurut
           Kak Gal bagaimana?”
               “Bagaimana apanya? Kalo punggungmu menarik banget,
           sih,” pikirku jorok. “Aku jarang memberi saran, Rin. Dan jangan
           dikira  aku  bertanya  itu  untuk  menyudutkan  dirimu.  Justru
           sebaliknya. Aku bertanya dan ingin tau karena aku sudah dititik
           peduli denganmu,” sahutku, “itulah mengapa pentingnya bagi
           seorang wanita tetap harus memiliki mental virgin meski masa
           lalunya kelam. Lalu jika kamu begini, apa bedanya kalo kamu
           juga ikut ikutan menyakiti? Bukankah lebih baik dimaafkan? Di

          144 THAGA
                  GALGARA
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157