Page 151 - THAGA 2024
P. 151
paham agama mengatakan bahwa rasa cinta terbesar bukan
karena cakep, sayang, takut kehilangan atau apapun, tapi
karena kasihan. Kasihan kalo kamu nanti makin jauh tersesat
Rin.”
“Kamu inget, kan Rin kalo pasangan terbaik bukan
yang datang dengan segala kelebihannya, tetapi yang tidak
meninggalkanmu dengan segala kekuranganmu. Aku akan
menghargai kejujuran, Rin, meski jujur tentang aib itu salah.
Semua masih belum terlambat untuk dimulai kembali. Bukankah
sekarang sudah terlambat jika kamu menyembunyikan ini
semua? Lagian, aku juga gak ada yang bisa nerima kok selain
kamu. Saat orang tau siapa aku dan masa laluku, hampir
dipastikan sembilan puluh sembilan persen mereka mundur.
Satu persennya ada yang bisa nerima tapi ortunya gak bisa.
Atau ada yang bisa nerima tapi gak sanggup nunggu. Ya
akhirnya terbiasa sendiri sampai gak punya lagi pikiran untuk
hidup dengan pasangan. Makanya aku berusaha untuk
menutup masalalu agar ada yang mau nerima. Dan terus
mencari seseorang yang bisa membuat aku merasa cukup. Dan
orang itu kamu,” timpalku berusaha membesarkan hatinya dan
memberi harapan. “Ah, kok, malah bahas aku, kita lagi bahas
kamu, kan, ini? Aku cuman butuh satu jawaban, motifmu apa
melakukan ini semua?”
Rina terdiam dengan bola mata memutar ke arah kanan
atas yang artinya sedang mengingat sesuatu kejadian yang
pernah dia alami secara visual. “Balas dendam, Kak,” jawabnya
sambil mendenguskan napas, jemarinya menuang amer
kedalam gelas.
Kata nenekku, anggur merah segelas itu baik untuk
kesehatan jantung, apalagi sebotol.
THAGA 143
GALGARA