Page 146 - THAGA 2024
P. 146

sekarang lelaki yang gak good looking saja gak setia, apalagi
           yang goodlooking.
               “Sudah, Kak? Boleh Rina bawa lagi gelasnya?” tawarnya
           sembari  mengambil  kembali  gelas  pada  genggamanku.
           “Mungkin Kak Angga ada request sebelum melanjutkan?”
               “Apa  aku  boleh  request,  pelayanannya  nemenin  ngobrol
           saja?”  pintaku  seraya  melepas  topi  hijau  dan  masker.  Aku
           menatap  air  muka  Rina  menegang  dengan  napas  memburu,
           kicep. Tak ada kata yang terucap kecuali bibirnya yang agak
           menganga. “Sudah lama menjalani profesi ini?” todongku tanpa
           tedeng  aling-aling  dengan  memutar  kedua  bola  mata  serta
           mendenguskan napas kasar.
               Rina  terperangah,  “Ma  ...  af,  Kak,”  sesalnya  pelan.
           Wajahnya menunduk dan kedua jemarinya saling meremas di
           depan tubuhnya.
               Aku  mengangkat  perlahan  dagunya.  “Bisa  kita  duduk  di
           sofa  saja?  Rina  bisa  jelaskan  semuanya,”  ajaknya  sembari
           melirikkan mata ke atas menilik ekspresi wajahku yang tidak
           senang.
               Tanpa  menunggu  sepatah  kata  jawabanku,  tangannya
           menarik  tanganku  mengikutinya  duduk  di  sofa  depan  tv
           dengan  partisi  yang  menyekat  tempat  tidur.  Cara  treat  Rina
           untuk  meredam  konflik  cukup  apik.  Diajak  duduk  dari  posisi
           berdiri  sudah  sedikit  mengurangi  ledakan  emosiku.  Setelah
           menghempaskan  tubuh  bawahku  pada  sofa  putih  selembut
           beludru, tubuh Rina langsung menghambur memeluk tubuhku.
           Kepalanya disusupkan pada dadaku yang masih mendetakkan
           jantung dengan kencang.
               Aku  berusaha  mengatur  napas.  “Bagaimana  kamu  bisa
           melakukan hal sekeji ini, Rin?”



          138 THAGA
                  GALGARA
   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150   151