Page 148 - THAGA 2024
P. 148
“Sebeneranya Rina juga gak tau apa yang sudah Rina lakuin,
tapi Rina bahagia menjalani kehidupan ini. Bukan soal uang
meski diiklan Rina bilang BU, karena ortu Rina berkecukupan.
Rina bukan korban dari keluarga broken seperti Papa kawin
lagi, Mama selingkuh atau pun dari keluarga yang terlilit hutang.
Mungkin ini gaya hidup sekaligus pekerjaan yang sesuai buat
Rina. Rina sempet coba berhenti saat Rina terjangkit papilloma
tapi Rina jadi frustasi jika berhenti ngelakuin pekerjaan ini.
Rina bahagia Kak bisa melayani dan menghibur, Rina bisa
jadi diri sendiri, puas, berkuasa atas hidup Rina, kaya, sehat,
bisa berdamai dengan diri sendiri, bebas, berhasil dan bisa
tidur pulas seperti bayi setiap malam,” jawabnya panjang lebar
dengan tubuh yang masih melekat erat pada tubuhku bagai
seekor koala memeluk dahan pohon.
“Apa semua ini sekedar obsesi, Rin?” Tatapanku dingin,
tak terdengar jawaban keluar dari bibirnya. “Agak aneh, aku
yakin ada pemicunya. Gak mungkin kamu lahir lalu punya cita-
cita ambil jalan ini. Kalo boleh nebak,apa karena dikecewakan
lelaki?”
“Apa Rina sudah boleh cerita ke Kak Gal soal masa lalu
Rina? Tapi sakit kalo inget.”
Jemariku mencubit pipinya. “Gemesin, ya. Rin kamu tau
Fiersa Besari, kan? Aku pernah denger pemikirannya, dia
bilang bahwa banyak orang mengatakan kalo masa lalu itu
disyukuri saja, meski ternyata rela gak semudah kata-kata
orang. Kebanyakan orang itu ingin melupakan masa lalunya.
Menurutnya, dia percaya kalo masa lalu itu bukan untuk
dilupakan. Tapi untuk diingat dengan persepsi yang tidak
menyakitkan. Aku garis bawahi, tentang masa lalu itu untuk
diingat dengan persepsi yang tidak menyakitkan. Karena
140 THAGA
GALGARA