Page 164 - THAGA 2024
P. 164
nasgor ala Korea. “Enak sekali, Rin. Pake keju, ya, ini? Kamu
pintar masak juga , ya, belajar di mana? Mama?” pujiku sebagai
bentuk penghargaan padanya. Sambil mengunyah sesuap
demi sesuap, yang telaten diberikan oleh Rina. Istriable banget.
“Rina suka masak, loh, Kak, suka coba-coba hal baru kalo
masakan. Enak, kan?”
“Banget, harusnya dapet penghargaan Micheline star.”
Dalam kondisi santai begini kesempatanku memberinya ijazah.
“Rin aku mau nitip pesen ke kamu, tolong kamu dengarkan
baik-baik!” pesanku sambil mengunyah suapan nasgor buatan
Rina. “Kamu tiap abis salat maghrib selalu dzikir Ya Allah Ya
Qadim, minimal 21 kali untuk menjaga kamu saat bekerja. Lalu
tiap abis salat kamu baca Allah humma arinal haqqa haqqan,
warzuknattiba’ah, wa arinal batila batilan warzuknajtinabah,
yang artinya Ya Allah, tunjukkanlah yang hak adalah hak dan
berilah hamba kekuatan untuk mengikutinya, dan tunjukkanlah
yang batil adalah batil, dan berilah hamba kekuatan untuk
menjauhinya. Semoga dengan do’a itu, kamu dibimbing Tuhan
untuk menjalani proses pendadaran perjalanan hidupmu
dengan selamat. Dan satu lagi, kamu harus kaya!”
“Duh, Sayang. Pagi-pagi sudah dikasih siraman rohani.
Mbok, ya, dikasih siraman yang lain.” Matanya mengerling.
“Abis maem mandi dulu, ya! Biar Rina siapkan handuk.”
“Bos, dikode bos, minta disiram loh itu. Mungkin punya
dia lagi kering. Sikat lah bos. Nunggu apa lagi? Semulus itu
loh, Bos kulitnya. Bodynya, duh, Bos.” Si A’war memulai misi
membisikkan rayuan yang lemah itu.
“Cuci muka sama gosok gigi saja cukup, kok. Aku lanjutin,
ya. Karena begini, Rin, saat kamu memilih untuk menjadi tidak
taat, kamu harus menjadi orang kaya. Semua jalan harus kamu
tempuh untuk menjadi kaya. Sebab kalo kamu tidak taat dan
156 THAGA
GALGARA