Page 327 - THAGA 2024
P. 327
sembako sama daster baru buat mereka, ada di bagasi mobil,
bawa aja bagiin, basing buat siapa saja. Sama ada amplop buat
tambahan biaya operasional di laci meja kerjaku. Kamu jaga
kesehatan loh, ya. Oh, iya entar kunci mobilnya titipin aja di
resepsionis!”
“Oke, Kak. Beres. Buat aku ada, kan? Abis ini mau ke mana
lagi agendanya, Kak? Gak istirahat dulu? Aku liat agenda Kakak
padet banget. Tapi hasilnya kadang gak seberapa. Malah sering
tekor. Apalagi kalo udah bawa hasil malah disumbangin semua
buat yayasan.”
Mulutku mengunyah sereal yang cukup krispi, tetapi
langsung enyah kala masuk mulut. “Ya, namanya proses,
Sel. Prinsipku proses itu hasil sesungguhnya. Masalah nanti
menghasilkan atau tidak itu bukan tujuan.”
Mata orientalnya membelalak. “Terus tujuan Kakak
ngelakuin ini semua apa?”
Aku menghentikan suapan sendok. “Gini, Sel. Aku tanya.
Tujuan manusia hidup itu untuk apa? Pada akhirnya apa?”
tanyaku dengan nada serius dan tatapan tajam.
“Ehm .... Apa, ya? Tergantung prinsip masing-masing, sih.
Tapi pada akhirnya mati.”
“Nah, berarti hasil dari proses manusia hidup itu, ya, mati.
Sedangkan kebahagiaan, kekayaan, kesenangan itu ada
diantaranya, yang berarti itu proses karena hasil itu diakhir.
Makanya kita hidup jangan niat kaya raya, sebab biasanya gak
hasil nanti.”
“Oh begitu, ya, kak. Beda sama prinsipku berarti, dari
kecil aku dididik biar bisa kaya, meski dengan bagaimanapun
caranya. Akhirnya, aku sampai di titik kemarin itu.”
“Gak papa. Tiap orang punya kisah dan jalan hidupnya
THAGA 319
GALGARA