Page 369 - THAGA 2024
P. 369
saling kenal. Kebetulan saya sering ke Jogja karena ada
pekerjaan di Jogja. Dan biasanya di Jogja saya sering dibantu
Dek Arum.” Entah dapat pulung dari mana aku sehingga alasan
itu keluar begitu saja.
“Asli Surabaya, ya? Orang tua suku Jawa?” tanyanya
yang aku iyakan. “Yang penting sudah kenal lama sama Arum.
Kata Arum Nak Galang juga sebatang kara, ya? Boleh tau Ibu
cerita lengkapnya?” Pertanyaan yang membuat perutku seolah
dihinggapi kupu-kupu.
“Maaf, Bu. Saya belum bisa cerita, yang pasti saya sedang
menyelesaikan urusan pribadi keluarga saya. Dan apa yang
saya jalani memang menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Semoga Ibu bisa memahami keadaan saya,” jawabku ringan.
Entah tanpa sadar aku fasih membuat kebohongan yang tak
direncanakan.
Tampak ibu Arum menimang-nimang seakan alasanku
terlalu mengada-ada. “Yasudah, Nak endak papa. Maafin ibu
ya sebab tidak tau kalo pertanyaan itu mungkin membuat Nak
Galang sedih.”
Arum yang sedari tadi duduk di sebelah ibunya hanya
menundukkan kepala saat melihatku dengan lancarnya
membuat kebohongan demi kebohongan seolah semua itu kisah
nyata. Dasar pengarang, mungkin begitu yang dipikirkannya.
“Jadi bagaimana rencananya nak Galang ke Arum?” tanya
ibu lembut.
“Begini, Bu. Kami berdua sudah memikirkan yang terbaik
dengan melihat kondisi kami berdua. Dek Arum masih harus
menyelesaikan studinya, sedangkan saya juga masih ada
kontrak kerja di luar negeri yang harus saya selesaikan. Daripada
kami terpisah tanpa kepastian, lebih baik kami menikah dulu
dengan cara agama. Sekalian kami menabung. Nanti setelah
THAGA 361
GALGARA