Page 443 - THAGA 2024
P. 443
perubahan baik dari mereka saja pasti kami syukuri. Sebab
prinsipku, manusia itu berproses. Seperti saat menghadapi
kesulitan-kesulitan hidup, kebanyakan orang memilih untuk
melarikan diri. Padahal kita harusnya menghargai proses
tersebut. Dan finalnya adalah saat mati. Kita dalam keadaan
apa saat maut menjemput.
“Eh, tapi ini serius, kalian dengerin,, ya. Pekerjaan dzalim
seperti ini, tuh,, gak akan bertahan lama, hukum sebab akibat
itu ada. Kelak kalau waktu itu datang, kalian harus sudah siap.”
“Iya, Kakak,” jawab mereka berdua serentak sambil
memasang wajah lucu.
Segera aku menuruni anak tangga dan bergegas menuju
kendaraan. Tak butuh waktu lama kini kendaraanku berlari di
jalan tol menuju terminal Bungurasih, Purabaya, Surabaya.
Matahari masih terik kala aku sampai di gerbang terminal
Bungurasih, Purabaya. Di ruang tunggu aku memetik seorang
perempuan yang aku kenal. Nabila, dengan busana modern
dia menyeret sebuah koper hitam. Aku pun segera mengangkut
koper ke dalam bagasi kendaraan dan melanjutkan perjalanan
menuju hotel Neo + by Aston Waru, tempat Nabila akan
bermalam.
Setelah Nabila melakukan cek in, kami segera
melangkahkan kaki menuju kamar 202. Berjalan di lorong hotel,
kami dimanjakan dengan design interior dan pencahayaan
yang samar, membuat suasana menjadi nyaman. Di sini
ornamen juga serba abu-abu, hingga karpet yang menjadi
tumpuan langkah kami pun bercorak dom kecer warna abu-
abu, membentuk karakter bahwa ini Neo Hotel.
“Mas Gal, aku mandi dulu, ya. Gak enak banget baju
bau terminal. Surabaya panas banget. Sekalian mau vcall
THAGA 435
GALGARA