Page 445 - THAGA 2024
P. 445
Wajah Nabila tampak serius. “Emang Mas Gal mau nawarin
jasa apa?”
“Maaf ya, Nab, sebelumnya. Bukan maksudku kurang ajar,
tapi ini jalan yang saat ini bisa aku tempuh. Kamu kan punya
kenalan temen-temen yang menuju puber ke dua. Mereka pasti
butuh variasi buat bangkitkan lagi hasrat. Aku mau nawarin
jasa buat nemenin mereka, Nab.” Aku menatapnya penuh
kesungguhan.
Tak ayal wajah Nabila memerah terperenyak. Pipinya bak
disaput blush on merah maroon. Mulutnya membuka, reflek
segera dibungkam tangannya sendiri. “Mas Gal, lagi kenapa?
Ada masalah yang genting, kah?” Sorot matanya terbaca
gamang.
“Lembagaku butuh dana besar. Aku harus mengoptimalkan
segala potensi yang ada, Nab. Salah satunya hal itu, dalam
bulan ini harus ada.” Jemariku menyugar rambut.
Nabila terdiam, tampak sedang berpikir. “Mas, kalo saya
yang bantu bagaimana?” Matanya menatapku ragu dengan
wajah yang tampak merona.
Mataku membola menatap parasnya yang basah. “Kamu
serius, Nab?”
“Sebentar, itu secara profesional, kan? Tarifnya berapa?”
tanyanya berani.
“Aku gak pernah pasang tarif, Nab. Tapi kalau kamu gak
tau harga, biasanya paling rendah, kalo profesional seperti aku
itu minim sejuta bersihnya. Pelayananku total kok, mulai dari
massage, mandiin, sampai nyuapin, free request sesuai fetish.
Ya, harga diri sebesar makan steak, tapi dijamin play safe dan
bersih,” uraiku jelas.
“Terus terang saya gak pernah pakai jasa itu, Mas Gal.
Kepikiran ke arah situ aja gak. Tapi gak ada salahnya nyoba
THAGA 437
GALGARA