Page 544 - THAGA 2024
P. 544
mereka lalu menunduk dalam.
“Jangan, Nak. Ibu gak ikhlas kalo kamu melarikan diri. Kalo
ada masalah itu dihadapi. Tanggung jawab. Dijalani biar segera
selesei. Lebih baik kamu di penjara dari pada melarikan diri.
Sebab kalo nanti ibu kangen kamu, ibu masih bisa jenguk kamu.
Sebenernya ibu sudah punya firasat tentang ini, kamu seperti
dilulu oleh dunia. Kamu hidup serba gegas, gak ada remnya,
hingga lupa jati dirimu. Itu namanya istidraj. Ibu kangen lihat
kamu yang dulu,” jelas Ibu dengan tatapan yang tetap asih.
“Semua kejadian itu sudah digariskan, Le. Kamu harus
tegar, cobaan maupun ujian itu datang karena menurut Tuhan
kamu mampu. Nikmati hidupmu. Ambil pelajaran dari setiap
perjalanan hidupmu. Ini kesempatanmu untuk evaluasi diri dan
menjadi lebih dewasa. Dewasa itu saat kamu bisa membedakan
mana yang baik dan buruk, dan mampu melaksanakan kebaikan
itu sendiri. Tobat ke Tuhan dan minta maaf ke orang yang kamu
sakiti. Ayah percaya Tuhan Yesus sayang kamu, Le. Dia gak
pernah ninggalin hambanya. Nanti ayah coba bantu buat lihat
perkembangan perkaranya. Ayah Ibu bakal bantu kamu dengan
do’a. Kalo bisa kamu minta maaf ke Ibumu sebelum berangkat.
Restu Ibu itu bakal nyelametin kamu,” titah Ayah yang makin
menguatkan.
“Inggih. Kula juga mau pamit ke Ayah Ibu, kalo mungkin kula
batal menikahi Nastiti. Kasihan Nastiti kalo harus menunggu,
sebab kula bakalan lama di dalam nanti,” izinku kepada Ayah
dan Ibu yang berharap aku dan Nastiti segera menikah. Meski
begitu, aku lega karena aku batal menikahi Nastiti, karena aku
mencintai Ester.
“Gak papa, Mas. Kita nikah saja dulu. Mumpung Mas
masih ada waktu. Nikah agama saja dulu gak papa. Biar saya
536 THAGA
GALGARA