Page 545 - THAGA 2024
P. 545
bisa dampingi Mas saat di dalam nanti,” pinta Nastiti seraya
menimang Sasmaya yang sedang minum sufor dari dot.
“Kamu bagaimana, sih, Nas. Kamu kan sudah tau aku mau
ada masalah berat. Masa malah kamu ajak aku nikah. Kamu
paham gak kalo nikah itu aku bakal dapat tanggung jawab baru.
Kalo aku gak nafkahin kamu, aku bakal dosa. Kamu tau sendiri
kan kalo orang dipenjara itu gak bisa kerja,” kataku agak ketus
tapi tanpa berani memakai nada tinggi kala di depan orang tua.
Emosiku sempat tersulut kala Nastiti malah dengan
gampang minta untuk dinikahi, padahal yang aku inginkan
itu menikahi Ester bukan Nastiti. Andai yang di hadapanku
sekarang Ester, maka aku akan merengek ke orang tuaku untuk
dinikahkan.
“Benar apa yang Nastiti bilang, Le. Kamu dengerin ibu,
Nastiti itu berlian. Kamu dapat rezeki tapi kamu gak sadar.
Gak ada perempuan sesabar dan sepengertian Nastiti. Dia
satu-satunya perempuan yang menurut ibu bisa mendampingi
kamu yang punya jalan hidup berbeda. Saran ibu, kamu segera
nikahin Nastiti,” papar ibu yang malah ikutan mendukung Nastiti.
Tentu permintaan ibu gak pernah bisa aku tolak.
“Bener apa kata ibumu, Le. Ayah juga sudah pengen
menimang cucu. Ya, semoga kalian bisa menjadi penerus
keluarga ini,” tambah Ayah dengan impiannya yang semakin
membuat sebongkah daging dalam tubuhku meradang.
“Ah, sialan. Mereka gak pernah mau memahami hatiku, jika
hatiku bukan untuk Nastiti. Apalagi di dalam lubuk hatiku paling
dalam aku gak mau menikah apalagi punya anak,” rutukku
dalam hati.
“Kula, mau ngomong berdua sama Nastiti dulu, Bu, Yah.
Kula minta waktu dulu,” pintaku yang langsung menarik Nastiti
THAGA 537
GALGARA