Page 550 - THAGA 2024
P. 550
dan sejahtera sampai tua. Kalian mungkin akan menemui
masalah, namun tidak akan mengganggu keharmonisan
keluarga.
Pagi itu, segera saja keperluan pernikahan disiapkan.
Minggu tepat pukul 10.00 WIB, undangan telah berdatangan.
Kali ini undangan hanya diperuntukkan bagi keluarga inti dan
tetangga. Di dalam joglo yang disulap menjadi area untuk ijab
dan qabul yang sederhana. Penghulu pun didatangkan dari
ustaz desa yang sudah kenal baik dengan keluarga ayah.
Akad pun digelar. Aku mengenakan kemeja putih dengan
balutan jas hitam, sedang Nastiti mengenakan kebaya putih
dengan kerudung dan cadar serba putih. Semua terjadi tanpa
ada satu pun dokumentasi. Mas kawin hanya uang sejuta dan
seperangkat alat salat.
Mungkin sudah suratan takdir jika kembali aku harus
mengucapkan kalimat mitsaqan ghalizah yang menggetarkan
Arsy Tuhan. Di kitab lauhful mahfudz pun hari ini kisah hidupku
kembali tertulis menikah dengan Nastiti.
Tak ada keceriaan dalam pelaksanaannya. Karena semua
undangan tahu, jika hari yang harusnya bahagia ini sebenernya
menuju duka.
Hanya selang beberapa menit saja ucapan sakral itu
diucapkan, gawaiku berdering, Selin berada dalam panggilan.
“Kak, menurut informasi dari Davina, keadaan sudah
genting. Lebih baik Kakak segera pergi dari rumah, agar tak
ada penangkapan tanpa pendampingan dari tim kuasa hukum,”
ucapnya dari seberang sana.
Aku menanggapi dengan tenang dan menyampaikan berita
tentang pernikahanku kepada Selin. Berita segera tersebar ke
semua penghuni rumah singgah, termasuk Ester yang langsung
542 THAGA
GALGARA