Page 552 - THAGA 2024
P. 552
kendaliku, Ester. Tapi aku akan menepati janjiku untuk
memperjuangkan kamu. Aku bakal tetep nikahi kamu meski
aku harus ninggalin keluargaku. Dulu ayah ibu yang beda saja
bisa bersatu, kenapa kita enggak? Yang aku cintai itu kamu
Ester. Jika kamu mau, sekarang juga kita ke Jogja. Kita temui
kakakmu buat nikah di gereja sana,” ucapanku ringan tanpa
beban.
“Beneran, Gal?” tanyanya. Cahaya kelam di kedalaman
manik matanya, tampak menyala kembali.
“Tapi kamu sudah tau kan kalo beberapa saat lagi aku
akan masuk penjara?” tanyaku yang langsung dijawab dengan
anggukan. “Tunggu di sini, aku mau siap -siap dulu di dalam,”
perintahku yang langsung masuk ke dalam omah ndalem.
Sesampai di dalam kamar, Nastiti yang awalnya duduk
gelisah di pinggiran kasur, segera bangkit menyambutku.
“Aku mau antar Ester pulang ke Jogja. Sekalian aku di
sana mau nemuin temennya yang bisa nolongin perkara yang
aku hadapi,” tanganku segera memasukkan pakaian ke dalam
day bag Eiger hitam, berikut dengan kemeja dan celana yang
kupakai waktu ijab dengan Nastiti.
“Mas, percaya sama Ester? Hati-hati, ya, Mas. Cepet pulang.
Adek tunggu,” ujar Nastiti menggelayut takut dilenganku, dari
raut wajahnya menampakkan berat hati.
Aku memilih tak menatapnya. Harusnya malam ini adalah
malam pertama bagi pernikahanku dengan Nastiti. Tapi di
hatiku, bukan Nastiti, tapi Esterlah segalanya.
Kini, roda kendaraanku menggelinding lepas di jalan tol
Surabaya menuju Solo. Di rest area pertama, kami mengisi
perut di restoran ayam kesukaan Ester. Di rest area berikutnya,
giliran kendaraan kami yang mengisi bahan. Cuaca berkali-kali
544 THAGA
GALGARA