Page 563 - THAGA 2024
P. 563
Hari ini, aku sudah ditetapkan sebagai tersangka, paling
lambat besok aku harus segera menghadap penyidik guna
mempertanggung jawabkan perbuatanku terhadap Rina.
Malam ini kami semua yang ada dalam circleku tiada satupun
yang tertidur. Semua keluarga dan stafku berkumpul di joglo
rumah, guna mempersiapkan segalanya.
Esoknya, di pagi buta kami semua bergegas berangkat
menuju Masjid Agung Surabaya untuk melaksanakan salat
subuh berjamaah di sana. Selepas salat subuh berjamaah
ditegakkan, terlihat Ayah dan ibuku melakukan salat berjamaah
tapi entah salat apa. Begitu juga dengan Nastiti dan Davina
yang turut serta dalam barisan shaf ibuku. Tangan mereka
diangkat kala melangitkan do’a yang aku tak tau apa.
Aku dan Selin berdiri menempel tembok menatap mereka
dari kejauhan. Selin di luar bersamaku karena kepercayaannya
berbeda. Tak henti-hentinya tangan Selin yang halus
menggenggam tanganku. Manik matanya memerah kala air
matanya terus menitik lembut dipipinya. Sesekali kepalanya
yang terbungkus hoodie putih, direbahkan pada pundakku, dan
tangannya memelukku.
Subuh berganti pagi kala kami semua duduk di meja
taman parkiran Masjid Agung Surabaya. Kami semua sarapan
sebungkus nasi pecel, meski aku tahu tampak dari wajah
mereka tak ada satu pun yang terlihat menikmati.
Iring-iringan empat buah kendaraan warna hitam memasuki
pelataran parkir Masjid Agung Surabaya. Enam orang kuasa
hukumku dengan balutan pakaian jas serba perlente keluar
untuk menjemputku. Pagi ini aku harus bertemu penyidik.
Saatnya telah tiba. Di depan mereka, aku bersimpuh
meminta maaf dan do’a restu kepada Ayahku yang rambut
THAGA 555
GALGARA