Page 564 - THAGA 2024
P. 564

panjangnya  sudah  memutih.  Berikutnya  aku  bersimpuh  di
           kaki Ibuku yang semakin kurus karena sakit gulanya. Kulewati
           kedua kaki Ibuku yang air matanya tak terbendung sebanyak
           tiga kali. Itu adat dari nenekku kala anaknya mau pergi jauh
           untuk meminta restu dan rida-nya.
               Tangis  dan  pelukan  dari  Nastiti,  Selin  dan  Davina  yang
           tergugu, membuatku harus tegar menghadapi semua perkara
           hukum di depanku. Kutatap wajah mereka satu per satu untuk
           mengenang  terakhir  kalinya  sebelum  berjumpa  lagi  di  waktu
           yang lama. Itu pun jika aku masih mempunyai sisa usia. Aku
           mengangguk  pada  mereka  yang  langsung  disambut  pecah
           tangis mereka.
               Selanjutnya kumasuki kendaraan kuasa hukumku. Kulihat
           mereka melepaskan kepergianku dengan tangis yang tak kuasa
           mereka tahan. Sebuah perpisahan yang tak ingin mereka lihat
           dengan mata kepala mereka sendiri.
               Iringi-iringan  empat  kendaraan  hitam  membawaku
           memasuki  gerbang  Kepolisian  Daerah  Jawa  Timur.  Dan  di
           sinilah  episode  selanjutnya  hidupku  dimulai.  Kalo  tidak  gila,
           maka aku akan mati membusuk di dalam jeruji besi sana.























          556 THAGA
                  GALGARA
   559   560   561   562   563   564   565   566   567   568   569