Page 74 - THAGA 2024
P. 74

pastikan  usia  dia  sudah  cukup  umur,  sangat  berbahaya  jika
           membawa perempuan di bawah umur meski sudah ber-KTP.
           Hal itu untuk mewaspadai pasal perlindungan perempuan dan
           anak menyasar pada diriku.
               Apalagi  di  dalam  pekerjaan  ini  musuh  terbesarku  adalah
           klienku sendiri.
               “Hai, Kak, ngerokok. Katanya gak bisa kena asap?” Rina
           menatap sinis campur senang.
               Aku  mengulaskan  senyum.  “Cuman  bunuh  waktu  saja,
           Rin, sekalian abisin sisa,” sahutku sembari menyodorkan kotak
           rokok ke Rina.
               “Rina  juga  ada,  kok,  Kak.  Kalo  mau,  di  dalem  tas,”
           sambungnya sembari meminta tas untuk mengambil semprotan
           tangan beraroma jeruk nipis segar.
               “Tanpa kamu ngomong pun aku sudah tau. Tidak ada yang
           aneh di dunia ini. Apa pun bisa terjadi, dunia tak selebar daun
           kelor. Apalagi orang itu bermacam-macam, istilahnya orang itu
           bukan garam, maka jangan dianggap sama asinnya,” batinku.
               “Saya  ada,  Rin.  Oiya  biar  saya  bawakan  saja  tasnya,
           boleh?”
               Rona wajahnya tersipu campur senang. “Boleh, kuy balik,
           Kak. Keburu dingin nanti kopi susunya.” Dia menggamit tangan
           kiriku.  Entah  saat  menyebut  kata  kopi  susu,  mataku  reflek
           menatap nanar salah satu bagian tubuh Rina yang menonjol.
           Sungguh  mataku  terbetot  godaan  makhluk  Tuhan  paling
           menggoda. Si A’war pasti senyum-senyum sendiri melihatku.
               Kami berjalan beriringan dengan kembali banyak pasang
           mata  memperhatikan.  Saat  melewati  tangga,  Rina  berjalan
           duluan.  Ladies  first.  Ah  mataku  jadi  melihat  hal-hal  yang
           menggemaskan. Harusnya tadi aku yang berjalan duluan.



          66   THAGA
                  GALGARA
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79