Page 79 - THAGA 2024
P. 79
teman baik?”
Raut wajahnya tampak semringah, “Boleh banget, Kak.
Tapi sebelumnya untuk fee-nya gimana? Kita seleseikan dulu,
ya, Rina transfer ke rekening Kakak kemaren?”
“Jangan, Rin, saya kira gak perlu sukses fee. Operasional
sama lawyer fee saja sudah cukup, koķ. Simpan saja. Apalagi
dari awal saya menawarkan pro bono, kan?”
“Gak boleh gitu, Kak. Itu kan haknya Kakak sebagai
profesional. Nanti kalo gini malah Rina yang gak enak sama
Kakak, dikira gak menghargai, Kakak.”
“Gak semuanya bisa dinilai dengan nominal, Rin. Tau gak
kalo semua hal kita nilai dengan nominal, kita jadi gak punya
harga diri?” Aku mengingat pesan dari Romo Kiyai Khusen
Mojokerto saat kajian malam pitulasan. Sejenak aku melihat
raut wajahnya berubah kecewa. “Tapi kalo kamu memaksa,
boleh gak sukses fee nya disumbangkan saja ke yayasan yang
saya kelola?” Jemariku mengeluarkan gawai warna biru solid
dari saku kemeja.
“Emang yayasannya bergerak di bidang apa, Kak?” Raut
mukanya penasaran.
“Di bidang pendampingan ibu hamil luar nikah dan
adopsi. Di sana banyak ibu hamil yang alami kehamilan tidak
diharapkan yang butuh dikuatkan dan banyak bayi gembil yang
butuh diselamatkan.”
“Wah, baru denger Rina kalo ada yayasan seperti itu. Kakak
sendiri yang kelola? Banyak gak, Kak, yang di sana?”
“Iya Rin. Saya sendiri. Makanya saya harus kerja keras,
hasilnya dialokasikan ke sana. Apalagi nyari bantuan dan donasi
buat yayasan seperti ini susah. Saya pernah mencari bantuan
kepada yang berwenang pun hasilnya cukup mengecewakan.
THAGA 71
GALGARA