Page 81 - THAGA 2024
P. 81
“Oke, Kak. Sudah Rina transfer. Buktinya perlu Rina kirim
ke wa Kakak?” Tangannya menunjukkan layar gawai dengan
deretan nominal cukup besar.
“Eh gak kebanyakan itu?” responku dengan wajah sungkan.
Senyumnya terkembang manis sekali. “Rina salut sama
Kakak yang berjuang buat mereka. Dan Rina tau banget
rasanya jadi mereka yang sekarang ada di yayasan. Anggap
saja itu ucapan terimakasih Rina kepada Kakak yang sudah
peduli sama orang-orang seperti kami. Dan Rina juga ke depan
mau pake jasa Kak Gal sebagai pembela Rina, bersedia, kan,
Kak?”
Kata kami sedikit banyak memberiku tanda tanya tentang
bagaimana perjalanan hidup Rina. Namun, untuk sekadar
menjudge ke arah sana aku tak kuasa. “Terimakasih, Anak baik.
Saya akan berusaha sebaik mungkin sebagai pembelamu.”
Kuulurkan tangan yang disambut hangat oleh Rina.
Belum tahu saja dia mengapa para mafia selalu ditanamkan
memiliki jiwa sosial tinggi? Selain untuk mencuci dosa, bisa jadi
untuk mencuci uang melalui lembaga sosialnya.
“Jadi sekarang boleh gak saya bertanya? Tapi pertanyaan
agak pribadi,” kataku dengan suara berat perlahan seraya
memasang mimik serius. “Tapi kalo kamu nanti gak berkenan
jawab, gak perlu dijawab, kok.”
Sudah beberapa menit aku memperhatikan napas Rina
yang semakin berat. Matanya juga mulai sayu. Harusnya
tambahan angin sepoi-sepoi membuat dia semakin mengantuk,
memuluskan jalan politik makan siang. Di mana saat ini otak
sedang hasilkan gelombang alpha, keadaan rileks. Waktu yang
tepat untuk beri dia pernyataan sugestif pada alam bawah
sadarnya, agar mengikuti kemauanku.
THAGA 73
GALGARA