Page 85 - THAGA 2024
P. 85
penaungnya lalu redakan ketegangannya dengan suguhan
makan malam romantis. Buat dia dibumbung asmara. Sisanya
serahkan pada si A’war.
Sekarang ini, mengajak Rina bermain paralayang akan
menjadi pilihan terbaik sebelum makan malam romantis.
“Jadi kita mau berangkat sekarang? Tapi sebelumnya nyari
masjid atau pom bensin dulu buat bersih-bersih sekalian ganti
pakaian, ya?”
Rina menatap jam tangannya. Jarum jam menunjuk di
pertengahan angka 2 dan 3. “Udah mepet, Kak. Mending
bersih-bersih sekalian salat di sini saja. Soalnya ini udah mau
masuk Ashar.”
Otakku berpikir sejenak, “Boleh. Mau nunggu di sini atau di
mobil?”
“Rina di mobil saja, deh, Kak. Sekalian ngecharge.”
“Yaudah, ayok!”
Aku semakin segan dengan gadis ini. Nuraniku berkata
untuk tidak bermain-main dengan gadis ini. Apa mungkin yang
baik begini bisa ditakhlukkan dalam sehari.
Hampir saja aku membatalkan agenda pribadi, jika saja aku
bukan orang yang komit dengan niatku. Apalagi bagi seorang
pecandu tantangan. Aku akan sangat malu dan reputasi ini
akan ditertawakan si A’war jika tak mampu menaklukkan.
Ibarat pepatah, sekali layar terkembang, pantang surut
ke belakang. Yang aku artikan, ketika suatu keputusan telah
diambil, maka seharusnya tidak ada lagi keragu-raguan. Jadi
keputusanku harus aku jalani dan laksanakan, walaupun itu
harus menghadapi segala kendala yang menghadang.
Matahari masih mengapung di atas hamparan gunung.
Bayangan benda sama dengan panjang benda tersebut. Warna
alam perlahan berubah ke warna oranye. Spektrum warna
THAGA 77
GALGARA