Page 82 - THAGA 2024
P. 82
Matanya tampak menyelidik, “Boleh, kok. Tentang apa nie,
Kak? sepertinya serius amat. Jadi deg-degan Rina.”
“Bukan apa-apa, kok, Rin. Saya cuma mau belajar saja.
Kebetulan kamu kan anak psikologi. Boleh tau gak hal apa
yang bikin kamu il feel pada cowo?”
Senyumnya terkembang, “Oh Rina kira mau tanya apa,
Kak.” Dia mengerat separuh kubah es krim. “Cowok mesum
dan lemah Kak,” jawabnya datar.
Aku menelan ludah. Agak kontradiktif dengan fakta yang
saya temui di lapangan, batinku.
Akan tetapi tahan dulu, bukankah kebenaran itu seperti
bawang. Berlapis. Apalagi jika aku menduga dan menghakimi
hal buruk tentang orang lain, maka sesungguhnya hal buruk
itu adalah cerminan diriku sendiri. Begitu juga denganmu yang
berpikir buruk tentang diriku, sejatinya pikiran buruk itu adalah
cerminan dirimu sendiri. Jadi berhentilah menghakimi.
“Apa saya terlihat seperti itu?” tanyaku menyelidik.
“Sejauh ini belum sih Kak. Tapi bukannya semua laki-laki
seperti itu?”
“Sial, gadis ini tak tertebak,” umpatku dalam hati. Pernyataan
retorisnya halus. Tampaknya aku harus memutar otak. Harus
pelan masuknya kalo dia ternyata pemain. Harus berbeda
treatmentnya. Aku punya feeling kuat kalo dia ada sesuatu.
“Kenapa pertanyaannya jadi personal begini, Kak? Kalo
boleh jujur, Rina tertarik sama Kak Gal, terutama kepribadian
Kakak. Karena selama kita ngobrol, Rina dapet perhatian
penuh dari Kakak. Padahal di zaman ini banyak orang kalau
diajak ngobrol lebih fokus ke hp-nya.”
Aku mengulas senyum penuh arti. “Jadi saya sedang
diperhatikan, ya?”
74 THAGA
GALGARA