Page 77 - THAGA 2024
P. 77
Pandangan kami bersirobok. “Minum dulu, Kak.” Tangannya
memutar tutup botol sembari menyodorkan air mineral miliknya.
“Kak kayaknya seru, deh ngobrolnya, Rina pesen dessert, ya,
es krim? Kakak mau rasa apa? Rina vanila.”
“Bebas Rin, tapi kalo boleh pilih rasa cokelat hazelnut saja.”
“Oke, Kak.” Dia mengangkat ibu jari kanannya.
“Semoga sehat selalu, ya, Rin, karena berkat ketahanan
paru-parumu, karyawan rokok di negara ini bisa bertahan
hidup. Dari cukai juga negara ini bisa melakukan pembangunan
dengan pesat. Dan pajak dari rokok, juga untuk menalangi dana
berobat BPJS rakyat kecil. Kamulah pahlawan sejati,” pikirku
bersenandika sambil menunggu Rina kembali.
Tak berselang lama Rina datang bersama pelayan pria
berkemeja hitam yang membawa nampan dengan dua mangkok
berisi es krim. Dari jauh saja warnanya mewah dan sanggup
menggugah selera.
Kini Rina duduk di depanku agak serong ke samping.
Posisinya selalu memandang bentang pegunungan dengan
awan lentikular yang melayang diam di atasnya bagai
mengenakan topi.
“Kak Gal suka cokelat, ya?” selidiknya dengan mulut
menyesap-nyesap es krim vanila. “Rina bisa tau kepribadian
orang dari rasa yang dipilihnya, loh, Kak.”
“Masa?” Aku menyeringai dengan wajah tertahan. Mata dan
kening berkerut, sedikit terkejut. Seraya berpikir tentang tebakan
Rina, pikiranku merasa kurang nyaman dengan makanan atau
minuman yang terlampau dingin atau panas. Merusak gigi, kata
kakekku mengingatkan di suatu waktu.
“Rina serius, Kak.” Matanya membulat. “Rina beritau, ya.
Kepribadian Kak Gal itu suka petualangan dan tantangan.
Gampang bosan. Suka bertemu orang-orang baru, tapi kadang
THAGA 69
GALGARA