Page 88 - THAGA 2024
P. 88

“Kenapa, Rin?” sahuutku penasaran dan cukup bertanya-
           tanya akan ke mana arah pertanyaannya. “Namanya jatuh, ya,
           sakit, Rin.”
               “Oh, Rina kira jatuh dari surga itu gak sakit, Kak.”
               Otakku  membeku,  senyumku  terkesiap  ke  ge er  an
           mendengar gombalannya. “Kok, bisa gitu, Rin?”
               “Iya, kan, Kakak baladewa, sebutan fans grup band Dewa
           19.  Berarti,  kan  Kakak  berasal  dari  surga,”  jelasnya  dengan
           senyuman tipis ditambah wajah usil.
               Senyumku mencep. Harus dibalas pikirku. “Bisa aja, Rin.
           Sebenernya dari awal ketemu aku juga pengen tanya sesuatu
           ke kamu, tapi takut dikira gak sopan. Sebab terus terang agak
           mengusik pikiranku.”
               “Hah!  Tanya  apa,  Kak?  Tanya  saja  Rina  bebas,  kok.”
           Matanya  menyipit  membentuk  bulan  sabit  dengan  senyum
           membentuk busur panah.
               “Tapi janji gak boleh marah, ya!” Aku melihatnya dengan
           tatapan tegas. “Janji dulu!”
               “Iya, Kak, Rina janji.”
               “Sebenernya aku penasaran sama punggungmu Rin.” Aku
           menatap punggungnya.
               “Emang punggung Rina kenapa, Kak?” Sambil menegakkan
           punggung dari sandaran.
               “Beda  dari  kebanyakan  manusia  Rin.”  Memasang  mimik
           serius.
               “Hah  beda  gimana,  Kak?”  Nada  tanyanya  terrdengar
           penasaran sambil melihat punggungnya sendiri.
               “Itula, Rin yang bikin aku penasaran dari awal kita ketemu.
           Aku liat ada dua sayap bidadari di punggungmu.”
               Wajahnya tersipu, “Iyuh dibales. Bikin Rina deg-degan saja,
           loh. Gemesin banget Kakak nie.” Kembali cubitannya mendarat

          80   THAGA
                  GALGARA
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93