Page 251 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 251

pada  tahun 1972, Indonesia  tidak ikut  menandatanganinya  sehingga  tidak
                 dikategorikan sebagai sebagai anggota resmi. Pertimbangannya adalah bahwa
                 berdasarkan UUD    1945, Indonesia  bukanlah negara  Islam. Namun karena
                 adanya  tuntutan dan desakan-desakan dari  dalam  negeri, dimana  mayoritas
                 penduduk Indonesia adalah muslim, Indonesia tidak bisa meninggalkan OKI
                 bahkan kemudian mulai    memberikan kontribusi  secara  aktif dalam  OKI di
                 masa–masa berikutnya.
                     Pada  dekade  1990-an, partisipasi  aktif Indonesia  di  OKI mulai  terlihat,
                 yaitu ditandai  dengan kehadiran Presiden Soeharto pada  KTT  OKI ke-6  di
                 Senegal pada Desember 1991. Hal ini dapat dilihat sebagai titik awal perubahan
                 kebijakan luar negeri Indonesia untuk berpartisipasi lebih aktif di OKI.
                      Partisipasi  aktif Indonesia  di  OKI mulai  mendapatkan respons  positif
                 dari  banyak kalangan, bahkan Indonesia   menjadi  pemeran penting dalam
                 pelaksanaan agenda-agenda OKI. Indonesia dipandang memiliki peran yang
                 sangat strategis bagi OKI dan dunia Islam, karena Indonesia merupakan negara
                 dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia yang bukan negara Islam,
                 serta  prestasi-prestasi  Indonesia  di  dalam  penerapan  demokrasi. Indonesia
                 bisa  dikatakan menjadi  “model”  ideal  bagi  dunia  Islam  dalam  penerapan
                 demokrasi, karena dinilai berhasil di dalam menerapkan demokrasi. Selain itu
                 Indonesia juga dianggap sebagai “jembatan” penghubung antara dunia Islam
                 dengan dunia Barat. Kedekatan Indonesia dengan Barat dikarenakan prestasi
                 Indonesia di dalam pengembangan demokrasi, menjadi sebuah modal penting
                 bagi  Indonesia  untuk dekat  dengan dunia  Barat  yang selama  ini  selalu giat
                 mengumandangkan demokratisasi dunia, terlebih pasca Perang Dingin.

                     Kontribusi  nyata  Indonesia  sebagai  anggota  OKI yang paling memiliki
                 peran strategis  di  antaranya  adalah pada  tahun 1993, Indonesia  menerima
                 mandat   sebagai  ketua   committee  of  six  yang bertugas  memfasilitasi
                 perundingan damai antara Moro National Liberation Front (MNLF) dengan
                 pemerintah Filipina. Kemudian pada    tahun 1996, Indonesia  menjadi  tuan
                 rumah bagi terselenggaranya Konferensi Tingkat Menteri  OKI (KTM-OKI)
                 ke-24 di  Jakarta. Selain itu, Indonesia  juga  memberikan kontribusi  untuk
                 mereformasi  OKI sebagai   wadah untuk menjawab tantangan untuk umat
                 Islam  memasuki   abad ke-21. Pada   penyelenggaraan KTT    OKI ke-14 di
                 Dakar, Senegal, Indonesia  mendukung pelaksanaan OIC’s   Ten Year  Plan of
                 Action. Dengan diadopsinya piagam ini, Indonesia memiliki ruang untuk lebih
                 berperan dalam memastikan implementasi reformasi OKI tersebut. Indonesia
                 berkomitmen dalam    menjamin kebebasan, toleransi  dan harmonisasi   serta
                 memberikan bukti nyata akan keselarasan Islam, demokrasi, dan modernitas.






                                                                        Sejarah Indonesia
                                                                                            243
   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256