Page 252 - Kelas_12_SMA_Sejarah_Indonesia_Semester_1_Siswa_2016
P. 252

Dari  peran-peran Indonesia  dalam  OKI tersebut  nampak dengan nyata
              usaha diplomasi Indonesia dalam dunia Islam yang tetap bebas dan aktif, bebas
              karena tidak terikat dalam suatu blok tertentu, dan aktif dalam mengusahakan
              segala kestabilan dan keharmonisan serta perdamaian dunia, baik dunia Islam
              maupun Barat.


              6. Deklarasi Djuanda
                  Pada  tanggal  13 Desember 1957 Pemerintah RI mengeluarkan sebuah
              klaim  atau pernyataan yang menjadi   salah satu dasar kedaulatan wilayah
              yang baru setelah Proklamasi  Kemerdekaan RI tahun 1945 dan Konferensi
              Meja  Bundar tahun 1949. Karena   pernyataan tersebut  dilakukan pada  masa
              Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaya maka lebih dikenal sebagai Deklarasi
              Djuanda. Deklarasi Djuanda adalah suatu perjuangan bangsa Indonesia untuk
              memperjuangkan batas wilayah laut, sehingga wilayah Indonesia merupakan
              suatu kesatuan yang utuh dilihat  dari  berbagai  aspek, yaitu aspek politik,

              sosial  budaya  da  pertahana  keamana  Melihat  kondisi  geograis Indonesia
              yang unik, banyaknya wilayah laut dibanding darat, menyadarkan pemerintah
              Indonesia  bahwa  persoalan wilayah laut   merupakan faktor penting bagi
              kedaulatan negara.

                  Secara historis batas wilayah laut Indonesia telah dibuat oleh pemerintah
              kolonial Belanda, yaitu dalam Territorial Zee Maritieme Kringen Ordonantie
              tahun 1939, yang menyatakan bahwa      lebar wilayah laut  Indonesia  adalah
              tiga  mil  diukur dari  garis  rendah di  pantai  masing-masing pulau Indonesia.
              Karenanya di antara ribuan pulau di Indonesia terdapat laut-laut bebas yang
              membahayakan kepentingan bangsa Indonesia sebagai Negara Kesatuan.

                  Selama  masa  pendudukan bangsa   Eropa  di  wilayah Nusantara, prinsip
              kebebasan lautan yang diajarkan Hugo de Groot (Grotius), seorang ilmuwan
              dari Belanda telah mengakibatkan datangnya pedagang-pedagang Belanda ke
              negeri Nusantara melalui lautan, yang kemudian berlanjut dengan penjajahan.
              Pada tahun 1608, Hugo de Groot menuliskan dalam bukunya bahwa Belanda,
              seperti  halnya  bangsa  Eropa  yang lainnya, memiliki  hak yang sama  untuk
              berlayar ke  Timur. Dengan demikian, prinsip hak milik negara   atas  lautan
              juga telah menyebabkan penguasaan Nusantara beserta lautnya oleh berbagai
              kekuatan luar seperti Portugal, Spanyol, Inggris dan lain-lain. Selama kurang
              lebih tiga abad selanjutnya, laut Nusantara lebih banyak berfungsi sebagai alat
              pemisah dan pemecah belah kesatuan dan persatuan Indonesia.

                  Baru pada  abad ke-20, melalui  Territoriale  Zee  en Maritieme  Kringen
              Ordonnantie  1939 (Staatsblad 1939 No. 422) atau yang biasa       disingkat
              dengan Ordonantie   1939, wilayah laut   dalam  suatu pulau di   Nusantara




              244  Kelas XII SMA/MA
   247   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257