Page 42 - Tan Malaka - Menuju Republik Indonesia by Tan Malaka (z-lib.org)_Neat
P. 42

Rakyat Indonesia berada di bawah pimpinan PKI.

               Musuh-musuh, baik di dalam maupun di luar negeri terpecah-pecah.

               Jika  syarat  pertama  belum  terpenuhi,  kita  tak  perlu  dan  tak  boleh
               menyembunyikan.  Sering  terjadi,  bahwa  seorang  anggota  yang
               bertanggung  jawab,  mengikuti  pendapatnya  sendiri,  tanpa
               menunggu  keputusan  dari  pusat.  Atau  ia  melaksanakan
               pendapatnya, sedang ia mengetahui, bahwa itu bertentangan dengan
               pendapat pusat. Sikap atau watak yang tidak disipliner semacam itu
               dalam  perjuangan  revolusioner  yang  sesungguhnya  bukan  hanya
               akan membahayakan diri pimpinan yang bersangkutan dan seksinya,
               akan tetapi juga pergerakan seluruhnya.

               Disiplin revolusioner mempunyai persamaan dengan disiplin militer
               pada  titik  ini  :  bahwa  putusan  harus  dilaksankaan.  Akan  tetapi
               semua  berbeda  satu  sama  lain  dalam  hal  ini  :  bahwa  disiplin
               revolusioner  bukannya  hasrat  menyerah  (semuhun  dawuh).
               Sedangkan  Staf  Umum  Militer  tidak  mengharapkan  dari  serdadu-
               serdadunya bahwa mereka harus mengerti perintah yang diberikan,
               bagi  Staf  Umum  Revolusioner  syarat  yang  pertama-tama  ialah  :
               bahwa  anggota-anggota  harus  mengerti  bukan  hanya  arti  putusan
               saja,  akan  tetapi  setiap  anggota  harus  juga  mengerti  kemutlakan
               ketaatan    pelaksanaan  putusan,  sekalipun  jiwa  putusan  itu
               bertentangan  dengan  pendapatnya  sendiri.  Suatu  putusan
               revolusioner  justru  didapat  sesudah  suatu  acara  dirundingkan
               dengan  masak-masak.  Dalam  perundingan  tiap-tiap  anggota
               mempunyai  hak  penuh  mengemukakan  dan  mempertahankan
               pendapatnya dan menentang atau menyokong pendapat orang lain.
               Pada  pemungutan  suara  yang  terakhir  ia  mempunyai  hak
               mempertahankan  pendapatnya  sekuat  mungkin,  sehingga  ia  dapat
               melakukan seluruh pengaruh rohaniahnya atas putusan partai. Tetapi
               jika  suara  yang  terbanyak  mengambil  keputusan  juga  yang
               bertentangan dengan pendapatnya, sekalipun ia tak menyetujuinya,
               maka  harus  tunduk  pada  putusan  itu  dan  sebagai  anggota  atau
               pemimpin ia harus melaksanakannya dengan taat dan giat. Jika tidak
               sedemikian halnya, tidak mungkin daya kekuatan revolusioner partai
               dapat bertindak keluar secara masal dan bersatu-padu. Suatu partai
               yang  tiap-tiap  anggotanya  berpegang  teguh  pada  pendapatnya


                                                   39
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47