Page 135 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 135
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
4. Hasil dan Pembahasan
Gambaran Umum Pelaksanaan di Lapangan
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan September-November 2016 di Kebun
Percobaan (KP) BPTP Jawa Timuryang terletak di desa Ngijo, Kecamatan Karangploso,
Kabupaten Malang dengan ketinggian 575 m dpl.
Penanaman bawang merah dilakukan pada musim penghujan (off season) dengan
curah hujan seperti tercantum pada gambar 1. Curah hujan pada saat penanaman tergolong
rendah, namun mengalami perubahan yang ekstrim hingga waktu panen dengan curah hujan
sebanyak 434 mm/bulan.
Gambar 1. Data Curah Hujan saat Penelitian
Pengamatan pertumbuhan tanaman
Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Anakan
Penggunaan varietas tanaman bawang merah yang berbeda berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman baik pada 15 hst, 30 hst, dan 45 hst. Pada Tabel 2 terlihat bahwa pada
umur 15 hst, tinggi tanaman antar varietas secara umum tidak berbeda nyata, namun diantara
kelima varietas tersebut, tinggi tanaman tertinggi ada pada varietas Sembrani (18,8 cm). Pada
umur tanaman 30 hst, tinggi tanaman antar varietas mulai tampak berbeda nyata. Varietas
Super Phillip memiliki tinggi tanaman tertinggi yaitu 23,68 cm,dan diikuti berturut-turut oleh
varietas Sembrani (20,26 cm),varietas Keramat (18,35 cm), varietas Mentes (18,18 cm) dan
varietas Bima (17,61 cm). Pada saat panen, tinggi tanaman antar varietas berbeda nyata
dengan tinggi tanaman tertinggi yaitu pada varietas Sembrani (26,00 cm).
Demikian juga dengan jumlah anakan umur 15 hst, tinggi tanaman antar varietas
secara umum tidak berbeda nyata, namun diantara kelima varietas tersebut, tinggi tanaman
tertinggi ada pada varietas Sembrani (5,74) dan keramat (5,73). Sedangkan pada umur
tanaman 30 hst, tinggi tanaman antar varietas tidak mempunyai nilai yang berbeda nyata.
Penggunaan varietas yang berbeda berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan/umbi
pada umur 15 hst dan saat panen. Hal ini dikarenakan dikarenakan faktor genetik dari masing-
masing varietas. Perbedaan kultivar menunjukkan respon yang berbeda terhadap produksi
umbi per rumpun, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap produksi dan hasil umbi
keseluruhan (Cheema et al, 2003). Pada pembentukan anakan/umbi, selain ditentukan oleh
varietas, juga dipengaruhi oleh iklim. Menurut Rosliani et al (2005) curah hujan yang terlalu
tinggi (di atas 200 mm/bulan) akan menyebabkan ketersediaan air yang berlebihan yang dapat
menghambat proses fotosintesis untuk pertumbuhan tanaman yang nantinya mendukung
alokasi hasil yang optimal kepada komponen hasil tanaman yaitu umbi.
Pemilihan varietas yang sesuai merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
budidaya tanaman bawang merah pada musim penghujan. Jenis atau varaietas yang sesuai dan
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 124