Page 171 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 171

SEMINAR NASIONAL 2017
               Malang 10 April 2017

               meminimalkan  kelemahan  (weakness)  dan  ancaman  (threats).  Analisis  SWOT
               mempertimbangkan  kombinasi  antara  faktor  internal  dan  eksternal.  Selanjutnya,  analisis
               SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal
               kekuatan dan kelemahan. Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan
               urban farming di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto.


               2.  Tinjauan Pustaka

                      Menurut  Mougeot  (2006)  pertanian  perkotaan  (urban  farming)  merupakan  suatu
               aktivitas pertanian  yang dapat menunjang nilai dan kualitas kehidupan dari aspek ekonomi
               dan  sosio-kultur  dengan  menumbuhkan  tanaman  serta  ternak  dengan  memanfaatkan  ruang
               yang ada pada daerah perkotaan. Sedangkan Smit et al. (1996) menyebutkan pengertian urban
               farming  adalah  suatu  sistem  produksi  yang  dilakukan  secara  lokal,  produksi,  pemrosesan,
               distribusi,  konsumsi  serta  sampah  (sisa)  dan  pendaur  ulangan  sampah  dapat  dilakukan  di
               perkotaan itu sendiri.
                      Terdapat  dua  fakta  yang  mendorong  munculnya  konsep  urban  farming  ini,  yang
               pertama yakni terdapat pola dukungan (advokasi) yang menginginkan perkotaan seharusnya
               mampu  mencukupi  kebutuhan  pangannya  sendiri;  alasan  kedua  adalah  guna  mengurangi
               kemiskinan  perkotaan,  serta  sebagai  usaha  daur  ulang  sampah  perkotaan  yang  dapat
               mengoptimalkan  proses  penyediaan  pangan  daerah  perkotaan,  namun  juga  memiliki
               kepedulian terhadap lingkungan dan dapat bekelanjutan (Ellis dan Sumberg, 1998; Lynch et
               al.,  2013).  Menurut  FAO  (2010)  di  dunia  100  juta  orang  diperkirakan  memperoleh
               pendapatan dari pertanian perkotaan (urban farming). Oleh karena itu pertanian yang tidak
               tergantung  dari  masukan  (input)  dari  luar  bahkan  hanya  memanfaatkan  sumberdaya  yang
               dimiliki oleh daerah setempat. Perkembangan pertanian di Afrika saat ini dipandang sebagai
               hidden  livelihood  karena  tidak  tergantung  investasi  yang  besar  ataupun  investor  dari  luar
               negeri sehingga bisa terhindar dari krisis ekonomi (Twyman dan Slater, 2005).
                      Proses budidaya tanaman dirasakan dapat meningkatkan keberlanjutan serta kualitas
               hidup warga perkotaan, hal ini dikarenakan 89% warga sekarang tinggal di perkotaan, yang
               mana saat ini perkotaan dirasakan sangat tidak berlanjut karena luasnya tidak lebih dari 2%
               dari permukaan bumi dan mengkonsumsi 75% sumberdaya alamnya (Garnett, 1996). Bahkan
               di Sub-Sahara Afrika sejak tahun 2005 terjadi urbanisasi terbesar yang mana 36% dari 750
               juta  penduduk  saat  ini  tinggal  di  perkotaan  dan  berpotensi  meningkat  menjadi  200  juta
               penduduk yang hidup di perkampungan kumuh (UN, 1997).
                   Pertanian  perkotaan  (urban  farming)  tidak  hanya  bertujuan  memperoleh  makanan  saja
               namun  juga  berbagai  tujuan  lain  seperti  peningkatan  kesejahteraan  manusia,  perbaikan
               lingkungan  maupun  pemberdayaan  masyarakat  (Williamson,  2002)  dengan  cara  gerakan
               kembali ke alam, promosi bertani organik, usaha mempercantik kota, pendidikan lingkungan
               untuk warga, hobi dan sebagai mata pencaharian (Purwanto, 2010). Manfaat lainnya menurut
               Halberg (2009) sebagai penyediaan makanan yang akan mempermudah akses warga terhadap
               makanan  yang  segar  dan  bernutrisi  dengan  harga  yang  relatif  murah  sehingga  dapat
               meningkatkan ketahanan pangan masyarakat berpenghasilan rendah.


               3. Metode Pelaksanaan
                      Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
               deskriptif dilakukan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sitematis, faktual
               dan  akurat  mengenai  fakta-fakta,  sifat-sifat  serta  hubungan  antar  fenomena  yang  diselidiki
               (Nazir, 2009).



                              “Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia”     160
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176