Page 192 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 192

SEMINAR NASIONAL 2017
               Malang 10 April 2017

                      PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN PADA INDUK SAPI BALI  UNTUK
                              MENINGKATKAN BERAT ANAK YANG DILAHIRKAN

                                            I Made Londra dan Ni Putu Sutami

                                          Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali
                       Jl. By Pass Ngurah Rai Pesanggaran Denpasar PO BOX 3480 telp/fax : (0361)720498

                               Korespondensi Penulis: I Made Londra,  londra_bptp@yahoo.co.id


                                                         Abstrak

               Penelitian  tentang  pengaruh  pemberian  pakan  tambahan  pada  induk  sapi  Bali  untuk  meningkatkan
               berat  anak  yang  dilahirkan  dilaksanakan  dari    dari  bulan  Maret  sampai  dengan  Desember  2016.
               bertempat  di  kelompok  ternak  Sega  Mandiri  Desa  Bunutan,  Kecamatan  Abang,  Kabupaten
               Karangasem  menggunakan  18 ekor sapi betina bunting dengan berat berkisar antara 250-350 kg/ekor.
               Sapi  dipelihara  oleh  petani  kooperator.      Penelitian  ini  menggunakan  Rancangan  Acak  Kelompok
               dengan  3  Perlakuan,  masing-masing  perlakuan  menggunakan  6  ekor  induk  sapi  Bali  yang  sedang
               bunting 7 bulan sebagai ulangan.   Adapun perlakuan sebagai berikut : P1    =     Pemberian  rumput
               dan leguminosa (cara petani),  P2    =   seperti P1  ditambah   Bio-cas  5 cc / ekor /hari dan  P3    =
               Seperti P2 ditambah dedah 2 Kg / ekor /hari. Data dianalisis dengan analisa sidik ragam berdasarkan
               Program GenStat Release 12.2  dengan tingkat kesalahan 1 – 5 %.  Hasil penelitian menunjukan  berat
               lahir menggunakan (P1) = 15,33 kg,  (P2)  = 15,50kg  sedangkan  P3 = 18,17 kg  secara  statistik
               berbeda nyata (P<0,05)antara P1 dan P2 dengan P3,   sedangkan berat sapih P1= 89,50 kg,  sedangkan
               P2dan P3 masing-masih berat sapihnya yaitu 95,83 dan 99,67 kg,  namun secara statistik hasil berat
               sapih menunjukan perbedaan yang nyata (P> 0,05) antara P1 dengan P2dan P3. Pemberian dedak 2kg
               dan bio-cas 5cc/ekor/hari dapat meningkatkan berat lahir dan berat sapih serta memperpendek calving
               internal pada sapi bali.

               Kata kunci :  Dedak, pro-biotik, Kelahiran, Sapi Bali



               1.  Pendahuluan
                        Kebutuhan  daging  sapi  didalam  negeri  belum  mampu  dicukupi  oleh  peternak  di
               Indonesia  sebagai  produsen  lokal.  Kondisi  ini  menyebabkan  Indonesia  melakukan  impor
               daging  sapi  maupun  ternak  sapi,  Pembibitan  Sapi  bali  merupakan  sumber  kegiatan  dalam
               rangka peningkatan pendapatan petani ternak sapi bali selain itu sebagai usaha pelestarian dan
               pengembangan sapi bali untuk mencapai kemajuan atau meningkatkan kualitas dan kuantitas
               sapi bali menjadi lebih baik.     Tantangan ini tidak mudah, karena saat ini impor daging dan
               sapi  bakalan  sangat  besar,  sekitar  30  persen  dari  kebutuhan  daging  nasional.    Bahkan  ada
               kecenderungan volume impor terus meningkat  yang secara otomatis  akan menguras  devisa
               negara  sangat  besar.  Bila  kondisi  ini  tidak  diwaspadai,  hal  ini  dapat  menyebabkan
               kemandirian  dan  kedaulatan  pangan  hewani  khususnya  daging  sapi  semakin  jauh  dari
               harapan.  Impor daging dan sapi bakalan semula hanya untuk mendukung kebutuhan daging
               sapi yang terus meningkat.   Di beberapa daerah ternyata daging dan sapi bakalan impor justru
               berpotensi  mengganggu  usaha  agribisnis  sapi  potong  lokal,    salah  satu  kendalanya  karena
               daging, jeroan dan sapi bakalan impor relatif sangat murah, karena sebagian besar merupakan
               produk atau barang yang kurang berkualitas.
                        Sapi  Bali  sampai  saat  ini  masih  merupakan  komoditi  unggulan  bidang  peternakan
               bagi daerah Bali. Walaupun dianggap komoditi unggulan sapi Bali juga memiliki beberapa


                              “Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia”     181
   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196   197