Page 194 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 194

SEMINAR NASIONAL 2017
               Malang 10 April 2017

               3.  Hasil dan Pembahasan

               Bobot Lahir dan Bobot Sapih Sapi Bali
                      Bobot lahir adalah  bobot anak sapi pada saat dilahirkan atau paling lambat 24 jam
               sejak dilahirkan. Sedangkan bobot sapih adalah bobot sejak anak sapi tersebut dipisahkan dari
               induknya.  Sapi  Bali  disapih  pada  umur  6  bulan.  Bobot  sapih  ini  merupakan  penentu
               keberhasilan  dalam  usaha  pembibitan    sapi  Bali    karena  keterkaitannya  dengan  nilai  jual.
               Anak sapi dengan bobot lahir yang lebih berat pada umur yang sama biasanya mempunyai
               nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan  dengan yang lebih ringan, karena bobot terkait erat
               dengan  penampakan  luar  dari  ternak  tersebut.  Hasil    pengkajian  menunjukkan  sapi  yang
               diberikan  pakan tambahan bobot lahir sekaligus bobot sapihnya  lebih berat dibandingkan
               dengan kontrol (Tabel 1)

               Tabel 1.  Rata-rata  Barat Lahir,  Berat Sapih , Birahi Kembali, Calving Interval dan Mortalitas
                        pada flushing  induk sapi Bali.
                No             Uraian                 P1               P2              P3
                                                          a
                                                                           a
                1     Berat Lahir  (kg)              15,33           15,50           18,17
                                                                                           b
                                                           a
                                                                                           b
                2     Berat Sapih  (kg)              89,50           95,83           99,67
                                                                           b
                3     Lama Kebuntingan (hari)        289,00          286,67          283,00
                4     Birahi Kembali  (hari)         91,67           95,85            90.33
                                                                                            b
                                                           a
                5     Calving Interval (hari)       380,67          382,52          373,33
                                                                           a
                 Keterangan:
                 P1    =     Pemberian  rumput dan leguminosa (cara petani)
                 P2    =   seperti P1  ditambah   Bio-cas  5 cc / ekor /hari.
                 P3    =   Seperti P2 ditambah dedah 2 Kg / ekor /hari.
                 Huruf yang berbeda ke arah kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang Nyata (P< 0,05) atau
                      sangat Nyata (P < 0,01)

                      Induk  sapi  bunting  dilakukan  dengan  pemberian  pakan  tambahan  2  bulan  sebelum
               melahirkan sampai 2 bulan setelah melahirkan untuk meningkatkan bobot anak lahir dan berat
               sapih  pedet.   Hasil berat  lahir  yang didapat  yaitu  pemberian rumput  dan leguminosa (P1)
               berat lahirnya 15,33 kg  pemberian rumput dan leguminosa  + Bio-cas  5 cc / ekor /hari (P2)
               = 15,50  sedangkan     pemberian  Dedak 2kg + Bio-cas  5 cc / ekor /hari   (P3) = 18,17 kg,
               secara  statistik berbeda nyata (P<0,05)  antara P1 dan P2 dengan P3, sedangkan antara P1
               dengan P2 tidak berbeda nyata    (P> 0,05).   Hal ini sejalan dengan  yang dilaporkan oleh
               Djagra  dan  Budiarta  (1990)  bahwa  pertumbuhan    fetus  mulai  meningkat  pada  umur
               kebuntingan  30  minggu  atau  pada  saat  kebuntingan  berumur  7  bulan,  oleh  karena  itu
               perbaikan terhadap pemeliharaan induk terutama terhadap gizi pakannya sangat berpengaruh
               positif terhadap pertumbuhan fetus yang dikandungnya, dan dalam hal ini akan berdampak
               langsung  terhadap  bobot  lahir  anak.  Hasil  ini  sesuai  dengan  yang  dilaporkan  oleh  Suyasa
               (1999) bahwa pemberian pakan tambahan dapat meningkatkan bobot lahir.
                      Hasil    penelitian  menunjukan  Bobot  sapih  anak-anak  sapi  sejalan  dengan  bobot
               lahirnya, dimana  bobot sapih sapi-sapi tersebut  yang terberat diperoleh  dari anak sapi yang
               lahir dari bobot terbesar, berat sapih  masing-masing  P1= 89,50 kg,  sedangkan P2dan P3
               masing-masing berat sapihnya yaitu 95,83 dan 99,67, namun secara statistik hasil berat sapih
               menunjukan berpedaanya yang nyata (P< 0,05) antara P1 dengan P2 dan P3, sedangkan P2
               dengan P3 menunjukan berpedaanya yang tidak nyata (P> 0,05).    Pertumbuhan pedet sampai
               umur sapih  sangat  tergantung dari kemampuan laktasi  atau produksi  susu  dan temperamen
               atau  sifat  keindukkan  dari  induknya,  sedangkan  pada  pertumbuhan  selanjutnya  sangat



                              “Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia”     183
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199