Page 223 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 223
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
PENAMPILAN KLON-KLON HARAPAN DAN VARIETAS UBI KAYU PADA
LAHAN SAWAH
Sholihin
Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi
Jl. Raya Kendalpayak P.O. box 66, Malang, Telp. : 0341-801468
Korespondensi Penulis: Sholihin, sholhalim@yahoo.com
Abstrak
Tujuan percobaan yaitu untuk mengevaluasi klon-klon harapan dan varietas ubi kayu pada lahan
sawah. Percobaan di lakukan di Kp.Muneng, Probolinggo, Jawa Timur pada tahun 2012/2013.
Sebanyak 18 klon/varietas ditanam dengan jarak tanam 100 cm x 80 cm dengan ukuran plot 4 m x 4,8
m. Percobaan dikerjakan dengan rancangan acak kelompok, 3 ulangan. Tanaman dipupuk dengan 300
kg Urea + 150 kg KCl + 150 kg SP-36/ha. Hasil penelitian terlihat bahwa hasil umbi segar umur 10
bulan berkisar (18,02 – 84,53) t/ha. Hasil umbi segar klon CMM03005 - 12 adalah yang tertinggi, dan
nyata lebih tinggi dari klon dan varietas lainnya yang diuji diantaranya Uj5, UJ3, Adira 4, Malang 1,
Cecek ijo, dan monggu. Kadar pati Malang 1 adalah yang tertinggi. Kadar pati Uj5, Adira 4, CMM
03008-11, CMM 03100-8, CMM 03028-4, CMM 03005-12, CMM 03069-6, CMM 03095-21, UJ3,
CMM 03080-8, CMM 03008-8, dan CMM 03069-14 adalah setara dengannya. Hasil pati klon-klon
yang diuji berkisar 2,467 – 13,48 t/ha. Hasil pati klon CMM03005 - 12 adalah yang tertinggi. Hasil
pati Malang 1 adalah setara dengannya.
Kata Kunci: penampilan, klon/varietas, ubi kayu, sawah
1. Pendahuluan
Sasaran strategis Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 diantaranya adalah (1)
Pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi gula dan
daging, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah dan
berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku
bioindustri dan bioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani,
Kontribusi ubi kayu dalam perekonomian nasional cukup nyata. Luas panen ubi kayu
di Indonesia tahun 2015 mencapai 980.217 ha dengan total produksi 22,9 juta ton
(Anonymous, 2015). Jika harga ubi kayu Rp 1000,-/kg, maka nilainya mencapai 22,9 trilyun
rupiah. Nilai ini akan meningkat jika ubi kayu dijual dalam bentuk olahan seperti pati keripik,
dan produk olahan lainnya. Peran varietas unggul cukup penting dalam peninggkatan
produksi ubi kayu.
Peningkatan peran ubi kayu dalam pemenuhan kebutuhan pangan, pakan dan bahan
industri bagi masyarakat Indonesia juga penting. Jika peran ubi kayu meningkat, maka
kebutuhan padi dan jagung akan berkurang sehingga swasembada padi dan jagung akan lebih
mudah.
Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat merupakan sentra produksi ubi
kayu. Produktivitas ubi kayu di Lampung sebesar 26,4 t/ha, di Jawa Timur 23,1 t/ha, Jawa
Tengah 23,7 t/ha, dan Jawa Barat 21,5 t/ha (Anonymous, 2015). Karakteristik lingkungan
kempat daerah tersebut berbeda antar daerah, namun secara garis besar, karakteristik
lingkungan daerah sentra produksi ubi kayu dikelompokan atas dua kelompok yaitu Jawa dan
Luar Jawa. Di Jawa, bulan basahnya lebih sedikit dibanding di luar Jawa (Lampung).
Sehingga frekuensi tanam di Lampung lebih banyak dibanding dengan yang di Jawa, karena
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 212