Page 63 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 63

SEMINAR NASIONAL 2017
               Malang 10 April 2017

               Pengaruh Jenis (Ras ) Ayam
                      Dari  Tabel  1  terlihat  bahwa  pertambahan  bobot  badan,  selama  8  minggu
               pemeliharaan,  ayam  ras  petelur  komersial  jantan  secara  rata-rata  lebih  tinggi,  lebih  tinggi
               apabila dibandingkan dengan ayam  hibrida  Buras Bangkok (P  < 0,05). Pertambahan bobot
               badan yang berbeda, diawali dari bobot badan anak ayam umur sehari  dan umur 8 minggu
               yang sudah berbeda.  Tampak pada Tabel 1, bobot ayam ras petelur komersial jantan umur
               sehari secara rata-rata adalah 38.14 gram,  sedangkan  ayam  hibrida Bangkok-Buras  sebesar
               30.40 gram.  Keduanya berbeda sangat nyata (P<0,01)  Tampak pula keragaman ayam hibrida
               Bangkok-Buras relative lebih tinggi bila dibandingkan dengan keragaman ayam  ras jantan.
               Pada umur 8 minggu, rata-rata bobot badan ayam juga berbeda sangat nyata (P< 0.01).
                      Perbedaan bobot badan diakibatkan oleh perbedaan bangsa ayam.  Ayam ras petelur
               komersial jantan, merupakan jenis ayam  yang telah mengalami pemuliabiakan, mempunyai
               pertumbuhan  yang  relative  lebih  unggul  bila  dibandingkan  ayam  hibrida  Bangkok-buras
               (bukan  ras).    Ayam  ras  jantan    memiliki  bobot  badan  yang  relative  seragam,  bila
               dibandingkan dengan ayam Bangkok-Buras.
                      Selama    8  minggu  pemeliharaan  pertambahan  bobot  badan  (pbb)    ayam  ras  jantan,
               lebih  tinggi  bila  dibandingkan  dengan    hibrida  Bangkok-Buras,  yakni  681,  65  gram
               berbanding 553,50 gram.
                      Apabila  penelitian  ini  dibandingkan  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Rahayu
               dkk  (2010)  ayam  ras  komersial  petelur    jantan  memiliki  pertambahan  bobot  badan  lebih
               tinggi, walaupun hibrida Bangkok-Buras diberikan pakan dengan protein penuh yakni 22 %.
               Rahayu dkk (2010) mendapatkan bobot badan ayam hibrida Bangkok  –Buras pada umur 8
               minggu  adalah  660  gram,  sedangkan  peneliti  mendapatkan  553,50  gram  dengan  ransum
               berprotein 10,50%.  Selisih bobot badan ayam hibrida Bangkok-Buras  pada umur 8 minggu,
               pada kedua peelitian tersebut sebesar 106,50 gram.
                      Penelitian  ini  mendapatkan  bobot  badan  ayam  ras  petelur  komersial  jantan  relative
               lebih    tinggi,  bila  dibandingkan  dengan  ayam  hibrida  Bangkok-Buras  yang  diteliti  oleh
               Rahayu dkk (2010) yakni 681,65 berbanding 660 gram , walaupun diberikan pakan dengan
               kualitas yang berbeda.  Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan genetik ayam ras  petelur
               komersial jantan dalam menghasikan pertumbuhan bobot badan masih relative unggul, bila
               dibandingkan  dengan  hibrida  Bangkok-Buras,  walaupun  kualitas  pakan  diberikan  lebih
               rendah (10,5% berbanding 22% protein).

               Pengaruh Pakan
                      Membandingkan  penelitian  ini  dengan  penelitian  Rahayu  dkk  (2005)  dengan
               menggunakan persilangan ayam Bangkok jantan dan ayam buras betina menunjukkan bobot
               badan  pada  minggu  ke  8  rata-rata  dari  2  ekor  betina  dan  2  ekor  jantan  adalah  660  gram.
               Pertambahan bobot badan selama 8 minggu pemeliharaan adalah 660 gram – 66 gram (bobot
               badan akhir umur 1 minggu) = 594 gram.
                      Pertambahan bobot badan hibrida ayam Bangkok-Buras pada penelitian di Manokwari
               tersebut relative leih tinggi, bila dibandingkan dengan yang diteliti di wilayah Malang, yakni
               594 gram   berbanding 553 gram.  Perbedaan tersebut lebih disebabkan oleh kualitas ransum
               yang diberikan.  Penelitian di Malang dengan menggunakan  campuran BR 1 dengan jagung
               dengan perbandingan 1 : 1, sedangkan untuk penelitian di Manokwari selama pemeliharaan
               menggunakan BR 1. (pakan komersial untuk ayam broiler yang dipelihara pada masa starter).
               Protein BR 1 adalah 22%, sedangkan untuk campuran BR1 dengan jagung, dengan komposisi
               1:1  adalah  10,50%.    Perbedaan  protein  ini  merupakan  penyebab  perbedaan  pertambahan
               bobot badan antara ayam hibrida Bangkok Buras yang penelitiannya dilakukan di Manokwari
               dan di Malang.




                                “Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia”     52
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68