Page 76 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 76
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
bentuk tubuh ternak, pendugaan kinerja sistem metabolisme yang berhubungan dengan
produktifitas itik petelur lokal (Wulandari et al., 2015), penduga jarak genetik dan
kekerabatan ternak (Mariandayani et al., 2013).
Penelitaian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ukuran tubuh itik Magelang
berdasarkan bobot badan dan umur itik Magelang yang berbeda. Hipotesis penelitian ini yaitu
kedekatan ukuran tubuh itik Magelang pada bobot badan dan umur yang berbeda. Manfaat
dari penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang karakteristik ukuran tubuh itik
Magelang untuk dapat dimanfaatkan oleh peternak, peneliti dan pemerintah.
Karakteristik Morfometrik
Karakteristik morfometrik setiap individu ternak memiliki ukuran dan bentuk berbeda-
beda. Karakteristik fenotipe terbentuk disebabkan oleh seleksi dalam kurun waktu yang lama.
Ukuran fenotipe dapat digunakan untuk penduga pembeda morfologi tubuh itik (Brahmantiyo
et al., 2003). Perbedaan-perbedaan ukuran tubuh itik magelang dapat disebabkan karena
genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain manajemen
pemeliharaan, pemberian pakan, dan jenis pakan yang berbeda (Hardjosworo et al., 2001;
Noor, 2008; Suryana et al., 2011). Faktor genetik yang mempengaruhi salah satunya adalah
sisitem pembibitan tanpa memperhatikan program pemuliaan yang terstruktur (Prasetyo,
2006; Susanti dan Prasetyo, 2009; Suryana et al., 2011).
Fenotipik ukuran tubuh berbagai galur itik merupakan cerminan dari besarnya
campuran kelompok antar galur tersebut yang terjadi baik oleh adanya mutasi akibat seleksi
oleh peternak maupun mutasi yang terjadi secara alamiah (Brahmantyo et al., 2003). Adanya
parameter yang mengalami penurunan rataan secara tidak langsung memberi gambaran bahwa
fase pertumbuhan telah melewati ukuran yang optimal, sehingga rentan waktu tersebut telah
mengalami masa konstan dibandingkan dengan periode waktu sebelumnya (Suparyanto et al.,
2004). Pertumbuhan pada ternak jantan lebih cepat daripada betina hal ini disebabkan oleh
hormon androgen yang menstimulasi anabolisme protein dan meningkatkan retensi nitrogen
(Sari et al., 2012; Arfiah et al., 2013).
Kelompok ternak yang memiliki hubungan genetik yang cukup dekat, akan terlihat
berhimpitan pada peta persebaran (Brahmantyo et al., 2003). Semakin rendah angka yang
diperoleh dari hasil principal component, tidak dapat digunakan sebagai peubah pembeda
jenis itik (Muzani et al., 2005). Panjang sayap sebagai perameter pembeda itik Magelang
(Irianingsih, 2015). Ternak ruminansia PC1 merupakan ukuran tubuh dan PC2 merupakan
bentuk tubuh (Yakubu et al., 2011; Kurnianto et al., 2013; Iriangingsih, 2015).
2. Materi dan Metode
Penelitian dilaksanakan di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia
Satuan Kerja Itik, Banyubiru. Itik Magelang yang digunakan sebanyak 54 ekor terdiri dari 48
betina dan 6 jantan, dibagi dalam 6 kelompok berdasarkan bobot badan. Setiap kelomok
terdiri dari 8 betina dan satu pejantan. Flok A bobot badan terendah sampai flok F memiliki
bobot badan tinggi. Parameter yang diamati yaitu panjang maxilla, panjang leher, panjang
badan, panjang dada, lingkar dada, panjang tarsometatarsus, lingkar tarsometatarsus, panjang
tibia, panjang femur, panjang sayap, panjang jari ke-3 dan bobot. Pengukuran dilakukan
sebanyak 3 kali, pengukuran pertama itik umur 6 bulan, pengukuran ke 2 itik umur 9 bulan,
12 bulan. Pengukuran menggunakan meteran jahit, jangka sorong dan timbangan elektrik.
Analisis Data
Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan Statistical Analysis System 9.1 (SAS,
1990). Proc means digunakan untuk mengetahui nilai rata-rata dan simpangan baku. General
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 65