Page 73 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 73
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
Hasil gabah kering panen paling tinggi didapat pada sistem tanam tegel dengan 51,3
kw/ha, kemudian diikuti dengan jarwo 4:1 sebesar 31,30 kw/ha dan jarwo 2:1 36,81 kw/ha.
Berdasarkan literatur yang ada bahwa jajar legowo meningkatkan jumlah populasi tanaman
30-60% dan berpeluang untuk meningkatkan produktivitas 10-15 % hasil akibat dari
peningkatan populasi.(Abdulrachman.S et al., 2013)
Tetapi hal itu tidak ditunjukkan pada penelitian ini, menurut kondisi dilapangan bahwa
tenaga tanam kurang terampil dalam penanaman, serta terdapat beberapa kendala teknis di
plot jarwo. Kendala teknis tersebut karena pada saat tanaman umur 30 HST terkena banjir yg
cukup lama, sehingga beberapa plot jarwo tergenang air kurang lebih 2 minggu dan air tidak
bisa dikeringkan. Hal itu menyebabkan beberapa plot jarwo mengalami gejala asem-aseman,
selain itu tanaman juga terkena penggerek batang sehingga tanaman kurang bisa tumbuh
dengan optimal.
Hasil uji lanjut yang sama juga ditunjukkan pada parameter komponen hasil yaitu
jumlah malai dan gabah isi yang menunjukkan bahwa sistem tanam tegel hasilnya lebih baik
jika dibandingkan dengan sistem jarwo. Serta hasil gabah hampa juga sejalan dengan
komponen hasil yg lain, karena banyak kendala teknis di lapangan sehingga gabah hampa
pada jarwo lebih banyak jika dibandingkan dengan sistem tegel.
5. Kesimpulan
1. Jenis tanah di daerah penelitian termasuk alluvial, kandungan nitrogen termasuk
kedalam kriteria rendah, kandungan phosphor sangat rendah dan kandungan kalium
masuk kedalam kriteria sedang, dan kriteria untuk pH tanah termasuk ke dalam
kriteria netral.
2. Tinggi tanaman 15 HST, 45 HST hasilnya berbeda nyata pada semua sistem tanam.
Demikian juga jumlah anakan pada 15 HST, 45 HST hasilnya berbeda nyata pada
semua siste tanam. Hal itu menjelaskan bahwa sistem tanam lebih berpengaruh nyata
daripada macam rekomendasi pemupukan, karena berdasarkan rekomendasi
pemupukan yang ada bahwa dosis pupuk yang dipakai antara pupuk NPK maupun
urea dalam setiap rekomendsi tidak berbeda jauh.
3. Hasil gabah kering panen pada perlakuan sistem tanam tegel lebih baik jika
dibandingkan dengan jarwo 2:1 dan jarwo 4:1, hal itu bertolak belakang dengan
referensi bahwa jarwo dapat meningkatkan hasil 10-15 %. Tetapi mungkin hal itu
dikarenakan kendala teknis dilapangan, yaitu plot jarwo terkena asem-aseman dan
penggerek batang.
Daftar Pustaka
Abdulrachman, S. Dkk. 2013. Sistem Tanam Jajar Legowo. IAARD Pres.
Landon, J.R. 1984. Tropical Soil Manual. Booker Agriculture International Limited.
London – England. P 133-137.
Siregar, A. dan Marzuki, I. 2011.Efisiensi Pemupukan Urea Terhadap Serapan N Dan
Peningkatan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa. L.). Jurnal Budidaya Pertanian 7
(2):107-112
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 62