Page 71 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 71
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
Pengamatan tanaman dilakukan pada 15 HST, 45 HST, saat panen serta gangguan
organisme pengganggu tanaman. Lima tanaman per petak diambil untuk pengamatan
vegetatif yang meliputi tinggi tanaman, dan jumlah anakan, serta pengamatan komponen
hasil panen yang meliputi ubinan di setiap plot pengamatan, jumlah malai, panjang malai,
gabah isi, gabah hampa dan berat 1000 butir.
Rancangan Eksperimen dan Analisis Statistik
Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial, data
pengamatan dianalisis statistik dengan uji F (ANOVA) menggunakan SPSS 16.0.Apabila
uji F nyata, dilanjutkan dengan uji Duncan.
4. Hasil Dan Pembahasan
Kandungan hara tanah sebelum perlakuan
Jenis tanah di daerah penelitian termasuk alluvial, dan termasuk daerah sawah intensif
dengan irigasi teknis dan setengah teknis. Hasil analisa sifat kimia menggunakan uji
laboratorium, contoh tanah di ambil pada lapisan tanah (20-30 cm). (tabel 2)
Kandungan nitrogen termasuk kedalam kriteria rendah, kandungan phosphor sangat
rendah dan kandungan kalium masuk kedalam kriteria sedang, dan kriteria untuk pH tanah
termasuk ke dalam kriteria netral.
Table 2. Kandungan hara tanah sebelum perlakuan di kecamatan Krian
Kandungan hara Hasil Kriteria hara
Nitrogen 0,22 % Rendah
Phosphor 2 ppm Sangat Rendah
Kalium 0,67 me.100g Tinggi
-1
pH 7,1 Netral
Kadar air 9,03 %
Pengamatan pertumbuhan tanaman
Hasil analisa sidik ragam pada masing-masing perlakuan disajikan pada tabel 3. Faktor
sistem tanam menunjukkan bahwa hasil sidik ragam menunjukkan semua berbeda sangat
nyata pada tinggi tanaman 15 HST dan 45 HST, sedangkan pada pengamatan jumlah anakan
didapatkan pada umur 15 HST berbeda sangat nyata dan pada umur 45 HST berbeda nyata.
Hasil sidik ragam pada faktor pupuk yang berpengaruh hanya pada tinggi tanaman umur 45
HST sedangkan pada pengamatan yang lainnya tidak menunjukkan interaksi. Untuk interaksi
antara faktor sistem tanam dan pupuk tidak ada hasil sidik ragam yang menunjukan hasil yang
berbeda nyata baik itu tinggi tanaman dan jumlah anakan pada umur 15 HST dan 45 HST.
Pada tabel 4, hasil uji Duncan antar variabel. Pada sistem tanam tegel menunjukkan
hasil yang berbeda nyata baik pada umur 15 HSt maupun pada umur 45 HST. Sedangkan
untuk uji lanjut Duncan pada sistem tanam jarwo 2:1 dan 4:1 menunjukkan hasil yang
bervariasi, seperti pada tinggi tanaman umur 45 HST bahwa tinggi tanaman jarwo 4:1 lebih
baik pada jarwo 2:1. Sedangkan pada pengamatan jumlah anakan 45 HST, uji lanjut
menunjukkan bahwa jumlah anakan pada jarwo 4:1 yang paling banyak jika dibandingkan
dengan sistem tanam yang lain.
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 60