Page 84 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 84
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
kitosan dalam memacu pertumbuhan tanaman. Kitosan memiliki banyak manfaat di berbagai
bidang salah satunya adalah bidang pertanian. Manfaat kitosan di bidang pertanian antara lain
berperan sebagai sumber karbon bagi mikroba di dalam tanah, mampu meningkatkan
kandungan unsur hara tanpa pupuk kimia, meningkatkan populasi mikroorganisme yang
menguntukan, membantu metabolisme perubahan bahan organik menjadi ion – ion anorganik
yang mampu di serap akar tanaman (Boonlertnirum dkk 2008 dikutip Brinado Fassa Ianca
2010). Selain itu kitosan memiliki sifat antimikroba, karena dapat menghambat bakteri
patogen dan mikroorganisme pembusuk, termasuk jamur, bakteri gram-positif , bakteri gram
negatif (Hafdani, 2011). Berdasarkan hasil penelitian Rosdiana (2016) pemberian kitosan 2
-1
ml l mampu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman tomat.
Namun belum diketahui berapa interval penyemprotan kitosan yang mampu
menyediakan nutri yang cukup bagi tanaman sehingga perlu dilakukankan penelitian
mengenai interpal semprot. Diharapkan aplikasi kitosan yang dikombinasikan dengan interval
semprot pada tanaman cabai akan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai,
sehingga secara langsung akan meningkatkan hasil tanaman cabai.
2. Tinjauan Pustaka
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama
ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke
negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk negara Indonesia. Tanaman cabai
banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang
sebagian besar hidup di negara asalnya. Tanaman cabai merah mempunyai daya adaptasi yang
cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai
ketinggian 1400 m di atas permukaan laut (Nani Sumarni dkk, 2005).
Setiap 100 g buah cabai terkandung energi 31,00 kal; protein 1,00 g; lemak 0,3 g;
sering terjadi. Fluktuasi harga tidak hanya dari karbohidrat 7,30 g, kalsium 29,00 g; phosphor
satu hari ke hari berikutnya, namun dapat 24,00 g; zat besi 0,50 mg, vitamin A 470 SI; terjadi
dalam satu hari. Salah satu upaya untuk vitamin C 18,00 g; vitamin B1 0,05 mg, menstabilkan
harga adalah peningkatan vitamin B2 0,03 mg (Prajnanta, 1995 dikutip Nurwito dkk, 2010).
Kitosan merupakan turunan dari kitin dengan struktur [β-(1-4)-2-amina -2-deoksi-
Dglukosa] merupakan hasil dari deasetilasi kitin. Kitosan merupakan suatu polimer yang
bersifat polikationik. (Taolee dkk, 2001). Kitosan mengandung 6,74% C-organik, 0,05 N,
0,01% P2O5,dan 0,01% K2O. Kadar unsur mikro seperti Fe, Mn, Cu, Zn dan B masing-
masing adalah 8 ppm, 0,8 ppm, dan 7 ppm, 1,0 ppm. Unsur mikro Mn, Zn dan Mo kadarnya
tidak terdeteksi. Kandungan logam berat Cd terdeteksi 0,02 ppm dan logam berat lainnya
seperti Pb, Co, As dan Hg tidak terdeteksi (Subiksa, 2009). Kitosan diperoleh dari pengolahan
limbah kulit/cangkang udang, kepiting, kapang, dan lain-lain melalui proses deproteinasi,
demineralisasi, dan deasetilasi (Kumar, 2000).
3. Metodologi
Penelitian ini dilaksankan di lahan sawah yang terletak di Desa Jatiroke Kecamatan
Jatinangor. dari bulan Oktober 2016 sampai bulan Januari 2017. Alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi : benih cabai merah varietas tanjung 2, pupuk
majemuk phonska, kitosan, semprotan, gelas ukur, timbangan eletrik, jangka sorong, mistar,
mulsa plastik hitam perak dan alat tulis.
Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola dasar
dengan 9 perlakuan yang diulang sebanyak 2 kali. Adapun perlakuan yang digunakan yaitu :
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 73