Page 87 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 87
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
Keterangan: Angka rata – rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berbeda tidak
nyata berdasarkan uji rata – rata jarak berganda duncant padataraf nyata 5 %.
Pengamtan bobot segar per buah menunjukkan bahwa interval semprot dan
konsentrasi yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Dimana perlakuan yang
diujikan memiliki bobot segar per buah yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa kombinasi interval penyemprotan dan
konsentrasi kitosan memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman umur 40 HST,
50 HST dan 60 HST serta panjang buah. Sedangkan pada parameter tinggi tanaman umur 70
HST, diamter buah dan bobot segar per buah belum menunukkan pengaruh yang nyata.
Parameter tinggi tanaman dan panjang buah pada umumnya menunjukkan penggunaan
konstrasi kitosan pada semua interval penyemprotaan memberikan hasil lebih baik
dibandingan dengan perlakuan tanpa penggunaan kitosan. Dimana terlihat bahwa penggunaan
-1
-1
konsentrasi 4 ml l kitosan dengan interval semprot 1 minggu sekali dan konsentrasi 6 ml l
kotosan dengan interval semprot 2 minggu sekali memperlihatkan tinggi tanaman umur 70
HST dan panjang buah lebih baik.
Hal ini terbukti bahwa dengan pemberian kitosan dapat meningkatkan efisiensi
pemupukan dan mampu merombak nutrisi di dalam tanah menjadi mudah diserap oleh
tanaman. Selain itu salah satu kemampuan kitosan adalah dapat menjerap unsur logam dalam
tanah, sehingga memungkinkan unsur hara yang tadinya berikatan dengan unsur logam dalam
tanah mampu dilepaskan oleh kitosan sehingga nutrisi mudah diserap oleh tanaman. Sesuai
dengan pernyataan Antuni Wiyarsi dkk (2014) kitosan dapat digunakan sebagai penjerap
logam – logam yang berada dalam tanah. situs aktif kitosan baik dalam bentuk NH2 ataupun
+
dalam keadaan terprontasni NH3 mampu mengadsobsi logam melalui mekanisme khelat dan
atau tukar kation. Selain itu karena kandungan karbon pada kitosan mampu memberikan
sumber energi bagi mikroba yang mampu merombak bahan organik menjadi ion - ion
anorganik yang mudah diserap oleh tanaman (Boonlertnirum dkk, 2008), sehingga dengan
pemberian kitosan dapat meningkatakan pertumbuhan tinggi tanaman dan panjang buah.
Kandungan hormon yang terkandung dalam kitosan mampu meningkatkan
pembelahan sel tanaman sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman
karena jumlah sel dengan cepat dapat bertambah. Menurut Trimulyadi (2007) kitosan
mengandung hormon pertumbuhan dan produksi bagi tanaman seperti hormon auksin (IAA)
319,11 ppm, sitokinin (zeatin) 18,46 ppm dan giberelin (GA3) 252,48 ppm per liter larutan
kitosan. Kandungan hormon- hormon tersebut memiliki fungsi utama untuk membantu
meningakatkan permbelahan dan pertumbuhan sel tanaman sehingga mampu meningkatkan
pertumbuhan tinggi tanaman cabai. Meningkatnya jumlah auksin maka akan mempercepat
pemanjangan sel untuk pertumbuhan tinggi tanaman. Tetapi menurut Huik (2004) pemberian
konsentrasi yang tinggi atau di atas normal, auksin dapat bersifat sebagai inhibitor karena
enzim tidak bisa menangkap konsentrasi tersebut sehingga cenderung untuk menghambat
pertumbuhan tanaman. Kandungan hormon giberlin pada kitosan dapat meningkatkan
pertumbuhan batang. Menurut Hopkins, (1995) dikutip Asra, (2014) giberelin berperan
dalam pembentangan dan pembelahan sel serta pertumbuhan dan pemanjangan batang.
Pengaruh kitosan pada parameter pengamatan diameter buah dan bobot segar per buah
belum menunjukkan perbedaan yang nyata. Hal ini diduga karena pemberian kitosan tidak
mampu memberikan nutrisi untuk peningkatan ke dua parameter tersebut mengingat
kandungan nutrisi pada kitosan yang terbatas dan tidak memiliki unsur hara yang lengkap
untuk mensuplai nutrisi bagi pertumbuhan generatif tanaman.
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 76