Page 90 - EBOOK_Persiapan Generasi Muda Pertanian Pedesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia
P. 90
SEMINAR NASIONAL 2017
Malang 10 April 2017
PERBANDINGAN LAJU METABOLISME DAN KONSUMSI OKSIGEN AYAM
BROILER PADA UMUR FISIOLOGIS BERBEDA
A. A. P. Ullya, Isroli dan H. I. Wahyuni
Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang
Korespondensi Penulis: A. A. P. Ullya, anindita_arriza@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengukur dan mengetahui perbedaan antara konsumsi oksigendan
laju metabolisme ayam broiler pada umur yang berbeda. Materi yang digunakan adalah 25
ekor ayam broiler pada umur 7 hari dengan rerata bobot badan 149,3+10,8 g dan pada umur
21 hari dengan rerata bobot badan 742,8+ 26,95 g. Pengukuran konsumsi oksigen dan laju
metabolisme dilakukan dengan metode indirect calorimeter.Data yang didapat diuji dengan t
test pada taraf 5%. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi oksigen pada umur 7 hari
dan umur 21 hari berbeda nyata (P<0,05), masing-masing 4,96 +0,87l/ekor/hari dan 2,72+
0,49 l/ekor/hari. Laju metabolisme pada umur 7 hari dan 21 hari berbeda nyata (P<0,05),
masing-masing 113,32+33,60 kkal/kg 0,75 dan 18,44+ 2,64 kkal/kg 0,75 . Simpulan penelitian ini
adalah konsumsi oksigen dan laju metabolisme pada ayam broiler umur 7 hari lebih tinggi
dibandingkan umur 21 hari.
Kata kunci: ayam broiler; umur berbeda; konsumsi oksigen; laju metabolisme
1. Pendahuluan
Ayam tergolong hewan homeothermic (berdarah panas) dengan ciri tidak memiliki
kelenjar keringat serta hampir semua bagian tubuhnya tertutup bulu. Ayam broiler merupakan
salah satu komoditas peternakan yang dapat diandalkan sehingga ayam broiler banyak
dibudidayakan di Indonesia karna mengingat sifat ayam broiler yang memiliki tingkat
pertumbuhan yang cepat dalam waktu singkat, tidak memerlukan tempat luas dalam
pemeliharaan dan bergizi tinggi (Murwani, 2010). Kemampuan mempertahankan suhu tubuh
dalam kisaran yang normal mempengaruhi reaksi biokimiawi dan proses fisiologis yang
berkaitan dengan metabolisme tubuh ayam (Mushawwir dan Latipuding, 2012).
Kebutuhan energi pada hewan kecil relatif lebih tinggi dibanding hewan besar. Proses
metabolisme menghasilkan panas, sedangkan panas sulit dibuang dari tubuh, semakin besar
ukuran tubuh semakin sulit membuang panas karena ratio luas permukaan relatif terhadap
bobot badan semakin sempit dibandingkan ukuran tubuh yang kecil. Semakin tinggi bobot
badan akan menyebabkan konsumsi oksigen serta laju metabolisme menjadi menurun
sehingga mempengaruhi produksi energi yang dihasilkan. Laju metabolisme sangat
dipengaruhi oleh faktor genetik dan kemampuan tubuh mensuplai oksigen untuk proses
metabolisme. Metabolisme dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Hormon
tiroksin didalam tubuh ayam mempengaruhi peningkatan aktivitas metabolisme, sehingga
memacu peningkatan kebutuhan oksigen dan secara tidak langsung merangsang pengeluaran
somatropik hormon (Sulistyoningsih, 2005).Penelitian Windusari et al. (2014) dengan
menggunakan broiler menunjukkan bahwa pemberian injeksi hormon tiroksin meningkatkan
konsumsi oksigen dan peningkatan panas tubuh yang menandakan adanya peningkatan laju
metabolisme tubuh ayam. Laju pertumbuhan dipengaruhi laju metabolisme dan laju
“Penyiapan Generasi Muda Pertanian Perdesaan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia” 79