Page 30 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 30
10 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian
universalism nilai tentang pemahaman terhadap orang lain,
apresiasi, toleransi, serta proteksi terhadap manusia dan makhluk
ciptaan tuhan lainnya; benevolence nilai tentang nilai pemeliharaan
dan nilai peningkatan kesejahteraan orang lain; tradition nilai yang
mengandung penghargaan, komitmen dan penerimaan terhadap
tradisi dan gagasan budaya tradisional; conformity nilai yang dengan
pengekangan diri terhadap dorongan-dorongan dan tindakan yang
merugikan orang lain, serta security nilai yang mengandung
keselamatan, keharmonisan, kestabilan masyarakat dalam
berhubungan dengan orang lain dan memperlakukan diri sendiri.
Penelitian yang dilakukan David L. Debertin (dalam
Sunartiningsih, 2004:73), modal sosial diartikan sebagai panduan
kepercayaan, norma-norma dan jaringan kerja yang dapat digunakan
oleh masyarakat untuk mengatasi masalah bersama. Pendapat ini
hampir sama dengan pendapat Putnam yang berpendapat bahwa
aspek dasar dari modal sosial (sosial capital) tersebut adalah terletak
pada kepercayaan, norma dan jaringan yang memungkinkan
individu untuk bekerjasama mengatasi masalah. Loury (dalam
Coleman, 2008:368) mengatakan bahwa modal sosial adalah
kumpulan sumber-sumber yang melekat dalam relasi keluarga dan
organisasi sosial komunitas yang bermanfaat untuk perkembangan
kognitif anak-anak dan remaja. Dalam hal ini, Loury melihat modal
sosial sebagai bentuk relasi atau hubungan yang tumbuh dalam
perkembangan manusia.
Pengertian modal sosial yang hampir sama dengan pendapat
para ahli sebelumnya dikemukakan oleh Cohen dan Prusak (dalam
Ancok, 2003:17) yang mengatakan bahwa modal sosial adalah
kumpulan hubungan yang aktif di antara manusia berupa rasa saling
percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang
mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas yang
memungkinkan adanya kerjasama. Dengan adanya modal sosial
(social capital) di masyarakat berupa nilai-nilai atau norma bersama
diyakini mampu menjaga kestabilan sosial melalui mekanisme
tertentu yang bersifat humanis, meskipun kadang-kadang bersifat
irasional (Dwipayana, 2003:104).
Budi Rajab (2005:407) menegaskan bahwa modal sosial secara
konseptual berarti menunjuk pada struktur masyarakat yang relatif
ketat dalam mengatur hubungan-hubungan antar warganya dan
memiliki aturan-aturan sanksi dan ganjaran yang jelas, sehingga
sangat memungkinkan bagi anggota masyarakat dapat mempunyai
kepastian dan kepercayaan dalam hubungan dan bertindak. Sampai
Amiruddin Ketaren| Bab II : 7-34