Page 36 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 36

16 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian


             sebagai  terjaminnya  akses  pangan  untuk  segenap  rumah  tangga
             serta individu setiap waktu sehingga mereka bisa bekerja dan hidup
             sehat (Amang dan Sawit, 1997;23). Dalam operasionalnya ketahanan
             pangan terkait dengan 3 aspek penting yang saling terkait satu sama
             lain,  yaitu  ketersediaan  pangan  (food  availability),  keterjangkauan
             pangan    (food    accessibility),   dan   keterjaminan/kepastian
             mendapatkan pangan (food stability).
                  Terwujudnya  ketahanan  pangan,  dihasilkan  oleh  bekerjanya
             suatu  sistem  dan  unsur-unsur  yang  merupakan  subsistem  yang
             saling  berinteraksi,  yaitu  subsistem  ketersediaan,  subsistem
             distribusi dan subsistem konsumsi. pembangunan ketahanan pangan
             memerlukan  harmonisasi  dari  pembangunan  ketiga  subsistem
             tersebut.   pembangunan    subsistem   ketersediaan    mencakup
             pengaturan kestabilan dan kesinambungan penyediaan pangan baik
             yang  berasal  dari  produksi  dalam  negeri,  cadangan  maupun  dari
             impor.  Pembangunan  subsistem  distribusi  mencakup  aksesibilitas
             pangan antar wilayah dan antar waktu, serta stabilitas harga pangan
             strategis.  Pembangunan  subsistem  konsumsi  mencakup  jumlah,
             mutu  gizi/nutrisi,  keamanan  dan  keragaman  konsumsi  pangan
             (Badan Bimas Ketahanan Pangan, 2001;53)
                  Ketahanan  pangan  merupakan  bagian  terpenting  dari
             pemenuhan  hak  atas  pangan  sekaligus  merupakan  salah  satu  pilar
             utama hak azasi manusia. Ketahanan pangan juga merupakan bagian
             sangat  penting  dari  ketahanan  nasional.   Dalam  hal  ini,  hak  atas
             pangan  seharusnya  mendapat  perhatian  yang  sama  besar  dengan
             usaha menegakkan pilar-pilar hak azasi manusia lain.  Kelaparan dan
             kekurangan  pangan  merupakan  bentuk  terburuk  dari  kemiskinan
             yang  dihadapi  rakyat,  di  mana  kelaparan  itu  sendiri  merupakan
             suatu  proses  sebab-akibat  dari  kemiskinan.   Oleh  sebab  itu,  usaha
             pengembangan ketahanan pangan tidak dapat dipisahkan dari usaha
             penanggulangan masalah kemiskinan. Di lain pihak, masalah pangan
             yang  dikaitkan  dengan  kemiskinan  telah  pula  menjadi  perhatian
             dunia,  terutama  seperti  yang  telah  dinyatakan  dalam  KTT  Pangan
             Dunia. Indonesia sendiri,  memiliki tanggung jawab untuk turut serta
             secara aktif memberikan kontribusi terhadap usaha menghapuskan
             kelaparan di dunia.
                  Ketahanan  pangan,  tidak  hanya  mencakup  pengertian
             ketersediaan  pangan  yang  cukup,  tetapi  juga  kemampuan  untuk
             mengakses  (termasuk  membeli)  pangan  dan  tidak  terjadinya
             ketergantungan pangan pada pihak manapun.  Dalam hal ini, petani


                                                     Amiruddin Ketaren|  Bab II : 7-34
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41