Page 40 - EBOOK_Modal Sosial Petani Dalam Pertanian Berkelanjutan Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Daerah
P. 40

20 | Modal Sosial Petani dalam Peratanian


             c .    R o b e r t   P u t n a m
                  Putnam  (dalam  Field,  2010;  6)  menegaskan  modal  sosial
             merupakan bagian karakteristik organisasi sosial seperti trust (rasa
             saling  percaya),  norma,  reciprocity  (hubungan  saling  timbal-balik),
             jaringan  kerja,  yang  memudahkan  terjadinya  koordinasi  dan
             kerjasama  untuk  kemanfaatan  bersama.  Modal  sosial  juga  akan
             memperbesar  keuntungan  yang  berasal  dari  investasi  fisik  dan
             sumber   daya    manusia.   Putnam    kemudian    menambahkan
             pendapatnya  terkait  tentang  modal  sosial  menjadi  seperti  bentuk
             modal lainnya, modal sosial bersifat produktif yang memungkinkan
             pencapaian  hasil  tertentu  yang  tidak  dapat  dicapai  tanpanya.
             Misalnya,  suatu  kelompok  yang  anggotanya  memiliki  kepercayaan
             dan memberikan kepercayaan kepada anggota lainnya akan mampu
             menghasilkan  lebih  banyak  dari  pada  kelompok  sebanding  yang
             tidak  memiliki  keterandalan  dan  kepercayaan  dalam  suatu
             masyarakat pertanian, di mana satu petani yang rumput keringnya
             dipak oleh orang lain dan di mana alat-alat pertanian dipinjam dan
             dipinjamkan  secara  luas,  modal  sosial  memungkinkan  tiap  petani
             untuk  mengerjakan  pekerjaannya  dengan  lebih  sedikit  modal  fisik
             dalam bentuk alat pertanian dan peralatan.
                  Pengertian  modal  sosial  menurut  Putnam  ini  dapat
             memberikan  gambaran  bahwa  elemen  dasar  dari  modal  sosial
             adalah  kepercayaan  (trust),  norma,  reciprocity  yaitu  adanya
             ikatan/hubungan  saling  timbal  balik,  dan  jaringan  kerja  yang
             memungkinkan adanya kerjasama.


             2 .   P e n g e t a h u a n
                  Pengetahuan merupakan keadaan jiwa (berfikir, berpendapat,
             bersikap  dan  sebagainya)  untuk  memberikan  respon  terhadap
             situasi di luar subyek tertentu. Respon dapat bersifat positif (tanpa
             tindakan) dan juga bersifat aktif (dengan tindakan). Bentuk perilaku
             seseorang dikelompokan dalam tiga jenis, yaitu:
             1.  Perilaku  dalam  bentuk  pengetahuan,  yakni  dengan  mengetahui
                situasi dan rangsangan/stimulus dari luar
             2.  Perilaku  dalam  bentuk  sikap  yakni  tanggapan  batin  terhadap
                keadaan atau rangsangan dari luar subyek.
             3.  Perilaku  dalam  bentuk  tindakan  yang  nyata,  berupa  perbuatan
                terhadap  situasi  rangsangan  dari  luar.  Misalnya  keikutsertaan
                dalam suatu kegiatan tertentu (Notoatmodjo, 1985; 48).


                                                     Amiruddin Ketaren|  Bab II : 7-34
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45