Page 22 - SIAMA ZUL MAILINA_PDF BAHAN AJAR
P. 22
II. Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Liberal
Periode tahun 1950-1959 sering disebut sebagai pasca revolusi. Istilah
tersebut muncul seiring berakhirnya konflik Indonesia dengan Belanda dan
diakuinya keberadaan Indonesia oleh negara-negara asing. Sejak saat itu
pula, sikap politik luar negeri Indonesia mulai diarahkan pada penentangan
terhadap segala bentuk penjajahan di dunia. Pada periode ini pula Indonesia
melalui politik luar negerinya memprakarsai peristiwa-peristiwa
monumental seperti Konferensi Asia-Afrika dan Gerakan Non-Blok. Pada
Demokrasi Liberal, politik luar negeri Indonesia berkaitan erat dengan
kabinet-kabinet yang berkuasa. Setiap kabinet yang berkuasa pada masa
Demokrasi Liberal membawa politik luar negeri Indonesia dengan cara
yang berbeda-beda. Perbedaan cara tersebut juga sering menimbulkan
pertentangan Indonesia dengan cara yang berbeda-beda. Hal tersebut dapat
terlihat pada proses jatuhnya Kabinet Sukiman yang dianggap melanggar
batas politik luar negeri Indonesia.
III. Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Terpimpin
Pada masa demokrasi Terpimpin politik luar negeri bebas aktif tidak
lagi dijalankan secara tepat asas. Dalam Manipol-Usdek ditegaskan bahwa
politik luar negeri Indonesia bertujuan untuk melenyapkan imperialisme dan
mencapai dasar-dasar bagi perdamaian dunia yang kekal dan abadi. Tujuan
itu harus diacapai dengan cara radikal dan revolusioner tanpa kompromi.
Hal ini dalam perkembangannya, Presiden Soekarno memperkanalkan
doktrin politik baru yang membagi dunia menjadi dua blok, yaitu New
Emerging Forces (Nefo) dan Old Established Forces (Oldefo). Nefo terdiri
atas negara-negara berkembang dan sosialis yang dianggap progresif,
termasuk juga negara-negara yang baru merdeka/sedang memperjuangkan
kemerdekaannya. Adapun negara kolonialis, imperialis dan penghambat
kemajuan bangsa-bangsa yang sedang berkembang dikelompokkan sebagai
Oldefo. Antara kedua kelompok tersebut terdapat perbedaan kepentingan
kelompok. Selain dikenal dengan politik luar negeri yang bebas-aktif
karakteristik politik luar negeri pada masa Orde Lama di bawah kepimpinan
Soekarno bercorak konfrontatif dan lebih corak high profile.
19