Page 11 - Layla Majnun
P. 11
lam menjadi siang. Untuk merayakan kelahirannya, Sayyid membuka lebar
seluruh gudang hartanya dan menghambur-hamburkankan emas seolah
yang disebarkannya hanyalah butiran-butiran pasir. Semua orang merasa-
kan kebahagiannya. Dan acara itu dirayakan dengan pesta meriah di selu-
ruh pelosok wilayah.
Sang bayi diasuh oleh perawat yang berhati lembut hingga bayi
itu tumbuh besar, kuat dan sehat. Dan begitulah, empat belas hari sete-
lah kelahirannya, sang bayi telah menyerupai bulan purnama dengan se-
gala keindahannya, menyinari dunia dengan cahayanya dan dengan cahaya
itu semua orang dapat melihatnya dengan jelas. Di hari kelima belas,
kedua orangtuanya memberikannya nama Qais. Namun begitu hal ini di-
lakukan secara rahasia, tersembunyi dari semua orang demi mengusir
hal-hal jahat.
Setahun berlalu, dan ketampanan sang bayi berubah menjadi
kesempurnaan. Ia tumbuh menjadi seorang anak yang ceria dan aktif
tahun demi tahun – bagai setangkai mawar yang dirawat dengan hati-
hati di sebuah taman bunga. Menjelang akhir usianya yang ketujuh, ciri-
ciri kedewasaan mulai tampak. Siapapun yang melihatnya, bahkan dari
kejauhan sekalipun, pasti akan mendoakannya. Ketika dekade pertama
dalam hidupnya telah berlalu, semua orang mengisahkan ketampanannya
seolah mereka sedang menceritakan kembali dongeng-dongeng masa
lalu.