Page 17 - E-MODULE MIKROBIOLOGI PANGAN
P. 17

KEGIATAN   BELAJAR

                                                              1






                 Selulosa mikroba diproduksi secara ekstraseluler dalam bentuk serat yang melekat pada sel

          bakteri. Setiap sel tunggal memiliki antara 50-80 pori-pori atau termal kompleks (CTs) dengan
          diameter  3,5  nm  untuk  mengeluarkan  selulosa  dari  membrannya  (Gambar  3.).  Rantai-rantai

          tersebut  kemudian  dirakit  membentuk  serat-serta  yang  lebih  tebal  yang  disebut  makrofibril
          yang  menciptakan  struktur  3  dimensi  dari  sekitar  1.000  rantai  glukan  yang  dapat  menampung
          hingga 200 kali lebih banyak air dari massa keringnya dan memiliki kesesuaian yang tinggi dan

          elastisitas  yang  tinggi.  Bakteri  menghasilkan  dua  bentuk  selulosa.  Selulosa  I  merupakan
          polimer  berbentuk  pita  yang  tersusun  dari  kumpulan  mikrofibril,  sedangkan  selulosa  II

          merupakan polimer amorf yang secara termodinamika lebih stabil daripada selulosa I.


















                                    Gambar  3.  Proses  Pembentukan  Selulosa  Mikroba
                                                Sumber: Villarreal-Soto (2016)

                Pada keadaan awal, bakteri penghasil selulosa meningkatkan populasinya melalui konsumsi
          oksigen terlarut. Selama waktu ini, mikroorganisme mensintesis sejumlah selulosa dalam media
          cair dan hanya bakteri yang berada di permukaan media yang dapat mempertahankan aktivitasnya

          dan  menghasilkan  selulosa.  Seiring  berjalannya  waktu,  ketebalan  membran  meningkat  dengan
          munculnya  lapisan  baru  di  permukaan,  membentuk  struktur  tersuspensi  dalam  media  kultur.

          Pengembangan  biofilm  bersama  dengan  ikatan  hidrogen  dan  CH  akan  berlanjut  melalui
          fermentasi, sintesisnya akan mencapai batasnya ketika tumbuh ke bawah menjebak semua bakteri,

          yang kemudian akan menjadi tidak aktif karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi. Bakteri
          yang  tersisa  dalam  fase  cair  media  kultur  berada  dalam  keadaan  dorman  dan  dapat  diaktifkan
          kembali  dan  digunakan  sebagai  inokulum  pada  fermentasi  selanjutnya.  Biofilm  memiliki

          kristalinitas  tinggi,  kekuatan  tarik  tinggi,  ketidaklarutan  ekstrim  di  sebagian  besar  pelarut,
          kemampuan cetakan, derajat polimerisasi yang tinggi, 100 kali lebih tipis daripada serat selulosa

          yang diperoleh dari tanaman, dan kapasitas menahan airnya lebih dari 100 kali lebih tinggi. Ada
          beberapa  faktor  yang  perlu  diperhatikan  untuk  memaksimalkan  hasil  selulosa  mikroba  dan

          mengoptimalkan  proses,  antara  lain  volume  media  yang  diinokulasi,  waktu  inkubasi,  luas
          permukaan, dan kondisi ketinggian permukaan.



                                                          10
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22