Page 12 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 12
Berdasarkan Persetujuan Potsdam, isi Civil Affairs Agreement diperluas. Inggris
bertanggung jawab untuk seluruh Indonesia termasuk daerah yang berada di bawah
pengawasan SWPAC (South West Pasific Areas Command).
Untuk melaksanakan isi Perjanjian Potsdam, maka pihak SWPAC di bawah Lord Louis
Mountbatten di Singapura segera mengatur pendaratan tentara Sekutu di Indonesia.
Kemudian pada tanggal 16 September 1945, wakil Mountbatten, yakni Laksamana
Muda WR Patterson dengan menumpang Kapal Cumberland, mendarat di Pelabuhan
Tanjung Perak, Surabaya. Dalam rombongan Patterson ikut serta Van Der Plass seorang
Belanda yang mewakili H.J. Van Mook (PemimpinNICA).
Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1945-1960, 1995.
Gambar 3. Van der Plass
Setelah informasi dan persiapan dipandang cukup, maka Louis Mountbatten
membentuk pasukan komando khusus yang disebut AFNEI (Allied Forces
Netherlands East Indiers) di bawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison.
Mereka tergabung di dalam pasukan tentara Inggris yang berkebangsaan India, yang
sering disebut sebagai tentara Gurkha. Tugas tentara AFNEI sebagai berikut.
a. menerima penyerahan kekuasaan tentara Jepang tanpa syarat.
b. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu;
c. melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke
negerinya;
11