Page 20 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 20
Udara, apabila orang-orang Indonesia tidak mau menaati ultimatum itu. Inggris juga
mengeluarkaninstruksiyangisinya “………semua pemimpin
bangsa Indonesia dari semua pihak di kota Surabaya harus datang
selambat- lambatnya tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 pada tempat
yang telah ditentukan dan membawa bendera merah putih dengan
diletakkan di atas tanah pada jarak 100 m dari tempat berdiri, lalu
mengangkat tangan tanda menyerah.”
Akhirnya pertempuran berkobar di Surabaya. Inggris mengerahkan semua kekuatan
yang dimilikinya. Pada tanggal 10 November 1945, terjadi pertempuran sengit di
Surabaya. Salah satu tokoh pemuda, yaitu Sutomo (Bung Tomo) telah mendirikan
Radio Pemberontakan untuk mengobarkan semangat juang arek-arek Surabaya.
Pada saat terjadi pertempuran di Surabaya, Bung Tomo berhasil memimpin dan
mengendalikan kekuatan rakyat melalui pidato-pidatonya. Di dalam pidatonya melalui
radio yang begitu berapi-api dan selalu dimulai dan diakhiri dengan teriakan takbir,
“Allahu Akbar”. Tokoh lain, misalnya Ktut Tantri, yakni wanita Amerika yang juga
aktif dalam mengumandangkan pidato-pidato revolusinya dalam bahasa Inggris melalui
Radio Pemberontakan Bung Tomo.
Sungkono sebagai Komandan Pertahanan Kota, pada tanggal 9 November 1945 pukul
17.00 mengundang semua unsur kekuatan rakyat, yang terdiri dari Komandan TKR, PRI,
BPRI, Tentara Pelajar, Polisi Istimewa, BBI, PTKR, dan TKR Laut untuk berkumpul di
Markas Pregolan 4.
Kota Surabaya dibagi dalam 3 sektor pertahanan, yaitu Sektor Barat, Tengah dan
Timur. Sektor Barat dipimpin oleh Kunkiyat, Sektor Tengah antara lain dipimpin oleh
Marhadi, sedangkan Sektor Timur dipimpin oleh Kadim Prawirodiarjo. Sementara itu
Sukarno membakar semangat juang rakyat lewat radio. Sesudah batas waktu ultimatum
habis, keadaan semakin ekplosif. Kontak senjata pertama terjadi di Perak, yang
berlangsung sampai jam 18.00. Inggris berhasil menguasai garis pertahanan pertama.
Gerakan pasukan Inggris disertai dengan pengeboman yang ditujukan pada sasaran
yang diperkirakan menjadi tempat pemusatan pemuda. Surabaya yang telah
19