Page 21 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 21
digempur oleh Inggris berhasil dipertahankan oleh para pemuda hampir 3 minggu
lamanya. Sektor demi sektor dipertahankan secara gigih, walaupun pihak Inggris
menggunakan senjata-senjata modern dan berat. Pertempuran yang terakhir terjadi di
Gunungsari pada 28 November 1945, namun perlawanan secara sporadis masih
dilakukan. Markas pertahanan Surabaya dipindahkan ke desa yang terkenal dengan
sebutan Markas Kali. Kejadian ini merupakan sebuah lambang keberanian dan
kebulatan tekad dalam mempertahankan kemerdekaan dan membela Tanah Air
Indonesia dari segala bentukpenjajahan.
Pertempuran di Surabaya telah menunjukkan begitu heroiknya para pejuang kita untuk
melawan kekuatan asing. Untuk mengenang, peristiwa itu, maka tanggal 10 November
diperingati sebagai Hari Pahlawan.
d. Pertempuran Palagan Ambarawa
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 29 November dan berakhir pada 15
Desember 1945 antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan pasukan
Inggris. Latar belakang dari peristiwa ini dimulai dengan insiden yang terjadi di
Magelang sesudah mendaratnya Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 di Semarang
pada tanggal 20 Oktober 1945. Oleh pihak RI mereka diperkenankan untuk
mengurus tawanan perang yang berada di penjara Ambarawa dan Magelang.
Ternyata mereka diboncengi oleh tentara Nederland Indische Civil Administration
(NICA) yang kemudian mempersenjatai bekas tawanan itu. Pada tanggal 26 Oktober
1945 pecah insiden Magelang yang berkembang menjadi pertempuran antara TKR dan
tentara Sekutu. Insiden itu berhenti setelah kedatangan Presiden Sukarno dan Brigadir
Jenderal Bethell di Magelang pada tanggal 2 November 1945. Mereka mengadakan
perundingan gencatan senjata dan tercapai kata sepakat yang dituangkan ke dalam 12
pasal, diantaranya sebagai berikut.
1) Pihak Sekutu tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan
kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi Allied Prisoners War and
Interneers (APWI-tawanan perang dan interniran Sekutu);
2) Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia- Sekutu; dan
3) Sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di
20