Page 22 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 22

bawahnya.


                     Ternyata pihak Sekutu ingkar janji. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa
                     pecah  pertempuran  antara  pasukan  TKR  di  bawah  pimpinan  Mayor  Sumarto

                     melawan tentara  Sekutu.  Pada tanggal  21  November  1945  pasukan  Sekutu yang

                     berada di Magelang ditarik ke Ambarawa di bawah lindungan pesawat tempur. Namun,
                     tanggal  22  November  1945  pertempuran berkobar di  dalam kota  dan pasukan  Sekutu

                     melakukan  pengeboman  terhadap  kampung-kampung  yang  berada  di  sekitar
                     Ambarawa.  Pasukan  TKR  bersama  pemuda  dari  Boyolali,  Salatiga,  Kartosuro  bertahan  di

                     kuburan Belanda, sehingga membentuk garis medan sepanjang rel kereta api dan

                     membelah kota Ambarawa. Sementara itu, dari arah Magelang pasukan TKR dan
                     Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar pada

                     tanggal 21 November 1945 dengan tujuan memukul mundur pasukan Sekutu yang
                     berkedudukan di Desa Pingit. Pasukan Imam Adrongi berhasil menduduki Desa Pingit dan

                     merebut desa-desa sekitarnya.


                     Di Desa Jambu  para komandan  mengadakan rapat koordinasi  yang  dipimpin oleh Kolonel
                     Holland  Iskandar.  Rapat  itu  menghadirkan  pembentukan  komando  yang  disebut

                     Markas Pimpinan Pertempuran dan bertempat di Magelang.SejaksaatAmbarawa dibagi
                     atas 4  sektor, yaitu  sektor Utara, sektor Selatan, sektor Barat dan  sektor Timur. Kekuatan

                     pasukan bertempur secara bergantian. Pada tanggal 26 November 1945 pimpinan

                     pasukan TKR dari Purwokerto yaitu Letkol Isdiman gugur. Setelah mengetahui Isdiman
                     gugur  maka  pimpinan  pasukan  TKR  Purwokerto  Kolonel  Sudirman  turun  langsung

                     memimpin pasukan. Kehadiran Sudirman ini semakin menambah semangat tempur TKR
                     dan  para  pejuang  yang  sedang  bertempur  di  Ambarawa.  Kolonel  Sudirman  menyodorkan

                     taktik perang Supit Urang. Taktik ini segera diterapkan. Musuh mulai terjepit dan

                     situasi  pertempuran  semakin  menguntungkan  pasukan  TKR.  Sejak  saat  itu,  pimpinan
                     pasukan  TKR  Purwokerto  dipimpin  oleh  Kolonel  Sudirman.  Situasi  pertempuran

                     menguntungkan  pasukan  TKR.  Pada  tanggal5  Desember  1945,  musuh  terusir  dari
                     Desa Banyubiru, yang merupakan garis pertahanan yang terdepan.












                                                              21
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27