Page 27 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 27
Bandung melancarkan seranganterhadap posisi-posisi Sekutu dan NICA.
Tanggal 23 Maret 1946, pihak Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum. Isi ultimatum
itu adalah agar TRI mengosongkan seluruh kota Bandung dan mundur ke luar kota
dengan jarak 11 km. Untuk menghindari penderitaan rakyat dan kehancuran kota
Bandung, maka Pemerintah RI menyetujui untuk melaksanakan pengosongan kota
Bandung.
Kolonel Abdul Haris Nasution sebagai Komandan Divisi III Siliwangi
menginstruksikan rakyat untuk mengungsi pada tanggal 24 Maret 1946. Malam harinya
bangunan-bangunan penting mulai dibakar dan ditinggalkan mengungsi ke Bandung
Selatan oleh sekitar 200.000 warganya. Kota Bandung yang terbakar ini juga disaksikan
oleh istri Otto Iskandardinata yang masih menunggu kabar kepastian hilangnya sang
suami. Warga mengungsi dengan membawa barang seadanya, sebagian mengatur
perjalanan ke pengungsian, sebagian menyelamatkan dokumen-dokumen kota, sebagian
membakar gedung-gedung penting, bahkan meledakkan bangunan-bangunan besar,
hingga instalasi militer pun dihancurkan, salah satunya gudang mesiu yang diledakkan
oleh Mohammad Toha yang gugur bersama ledakan. Tengah malam kota Bandung
yang terbakar telah ditinggalkan. Menyisakan kenangan perjuangan Bandung
Lautan Api.
Peristiwa tersebut dikenang hingga kini. Mars Halo Halo Bandung diciptakan. Kemudian
monumen pun didirikan di lapangan Tegalega. Sineas pun tak luput menjadikan
peristiwa tersebut dalam film “Toha Pahlawan Bandung Selatan”, sebuah film karya
Usmar Ismail, juga film “Bandung Lautan Api” karya Alam Rengga Surawijaya. Tak
ketinggalan penulis puisi W.S. Rendra juga mengabadikan dalam Sajak Seorang Tua
tentang Bandung Lautan Api.
g. Berita Proklamasi di Sulawesi
Berita proklamasi yang dikumandangkan oleh Sukarno dan Moh. Hatta, sampai pula
di Sulawesi. Sam Ratulangi, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Sulawesi, yang
berkedudukan di Makasar mendapat tugas dari PPKI untuk menyusun Komite
26