Page 26 - PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DENGAN KEKUATAN SENJATA
P. 26

Laskar Rakyat Medan Area” yang dibagi atas 4 sektor dan bermarkas di Sudi Mengerti
                     (Trepes). Di bawah komando inilah mereka  meneruskan perjuangan di Medan Area.


                     f.  Pertempuran Bandung Lautan Api

                     Di  Bandung  pertempuran  diawali  oleh  usaha  para  pemuda  untuk  merebut  pangkalan

                     udara Andir dan pabrik senjata bekas  Artillerie Constructie Winkel (ACW-sekarang
                     Pindad)  dan  berlangsung  terus  sampai  kedatangan  pasukan  Sekutu  di  Bandung  pada  17

                     Oktober 1945. Seperti halnya di kota-kota lain, di Bandung pun pasukan Sekutu dan NICA
                     melakukan  teror  terhadap  rakyat,  sehingga  terjadi  pertempuran-pertempuran.  Menjelang

                     bulan  November  1945,  pasukan  NICA  semakin  merajalela  di  Bandung.  NICA
                     memanfaatkan  kedatangan  pasukan Sekutu untuk mengembalikan  kekuasaan kolonialnya

                     di Indonesia. Namun, semangat juang rakyat dan para pemuda yang tergabung dalam

                     TKR, laskar-laskar dan badan-badan perjuangan semakin berkobar. Pertempuran demi
                     pertempuran terjadi.



                     Pada  bulan  Oktober  di  Bandung  telah  terbentuk  Majelis  Dewan  Perjuangan  yang
                     dipimpin panglima TKR, Aruji Kartawinata. Dewan perjuangan ini terdiri atas wakil-wakil

                     TKR dan berbagai kelaskaran. Pada tanggal 21 November 1945 Sekutu mengeluarkan
                     ultimatum  agar  para  pejuang  menyerahkan  senjata  dan  mengosongkan  Bandung

                     Utara. Ternyata ultimatum itu tidak diindahkan oleh pihak pejuang. Insiden terjadi, para
                     pemuda  melakukan  penyerobotan  terhadap  kendaraan-kendaraan  Belanda  yang

                     berlindung di bawah Sekutu. Penculikan juga sering terjadi.


                     Peristiwa yang memperburuk keadaan terjadi pada tanggal 25 November 1945. Selain

                     menghadapi  serangan  musuh,  rakyat  menghadapi  banjir  besar  meluapnya  Sungai
                     Cikapundung. Ratusan korban terbawa hanyut dan ribuan penduduk kehilangan tempat

                     tinggal. Keadaan ini dimanfaatkan musuh untuk menyerang rakyat yang tengah
                     menghadapi musibah.



                     Dalam  suasana  yang  demikian  itu,  Majelis  Dewan  Perjuangan  tidak  sabar  menunggu

                     reaksi  dari  pemerintah.  Majelis  yang  terdiri  dari  berbagai  kesatuan  ini  memutuskan  untuk
                     melancarkan perlawanan. Pada malam hari tanggal  24 - 25 November 1945 rakyat





                                                              25
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31